REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI---Gunung Marapi yang berada di antara Kabupaten Tanahdatar dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menyemburkan abu vulkanik pada Senin pagi (14/5). "Semburan abu vulkanik terjadi sekitar pukul 08.35 WIB dan berlangsung sekitar lima menit. Kemudian gunung tidak lagi terlihat mengeluarkan abu," kata Ramadan, seorang warga Kubu Sawah Runciang, Nagari Sungaipuar, Kabupaten Agam.
Menurut dia, abu vulkanik dari gunung yang memiliki tinggi 2.891 meter di atas permukaan laut (m dpl) diperkirakan setinggi 50 meter dari puncak kawah.
"Abu vulkanik tersebut diperkirakan jatuh disekitar kawah gunung. Saat ini gunung tidak lagi terlihat mengeluarkan abu vulkanik atau pun asap putih kerena tertutup kabut asap," kata dia.
Ia menyebutkan, sejak peningkatan status gunung terjadi pada 3 Agustus 2011, gunung hampir tiap hari menyemburkan asap putih tebal dan abu vulkanik.
Saat ini Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bukittinggi masih menetapkan status gunung waspada level II.
"PVMBG masih merekomendasikan gunung waspada level II dan melarang masyarakat mendaki lebih dari 3 kilometer dari puncak," kata seorang petugas PVMBG, Suparmo.
Gunung Marapi mulai mengalami peningkatan aktivitas pada tanggal 3 Agustus 2011. Gunung hampir tiap hari mengeluarkan asap putih dan abu vulkanik.
Salah satu gunung aktif di Sumbar pada tanggal 3 Agustus 2011 sempat mengeluarkan abu vulkanik berbau belerang dengan ketinggian mencapai 1.000 meter, dan menjangkau sejumlah daerah di Sumbar, seperti Agam, Tanahdatar, Padangpariaman, dan Padangpanjang.
Gunung Marapi terakhir kali meletus pada tahun 2005. Dalam kondisi aktif normal, gunung yang berdampingan dengan Gunung Singgalang dan Tandikek itu menjadi salah satu tujuan bagi pendaki dari dalam maupun dari luar Sumatera Barat.
Setiap pergantian tahun baru, gunung selalu ramai oleh pendaki. Akses pendakian Gunung Marapi mudah dicapai. Jalur pendakian dimulai dari Kotobaru, Tanahdatar.