Ahad 13 May 2012 16:41 WIB

Tim DVI Siap Identifikasi 18 Jenazah Korban Sukhoi

Petugas Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri melakukan pengambilan sampel DNA dari salah satu keluarga korban jatuhnya pesawat Sukhoi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (11/5).
Foto: Prayogi/Republika
Petugas Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri melakukan pengambilan sampel DNA dari salah satu keluarga korban jatuhnya pesawat Sukhoi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (11/5).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pos komando tim Disaster Victim Identification (DVI) Indonesia RS Polri dr Soekanto hingga Minggu (13/5) siang, telah menerima sebanyak 21 kantong jenazah penumpang pesawat Sukhoi.

Ke-21 tersebut terdiri atas 18 kantong berisi jenazah dan tiga kantong lainnya berisi properti milik para korban pesawat Sukhoi Superjet 100.

"Proses pemeriksaan forensik, adontologi dan antropologi forensik terhadap jenazah yang telah diterima RS Polri hingga kini masih berlangsung," kata Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Mabes Polri, Brigjen Pol Mussadeq Ishaq kepada wartawan, Minggu (13/5) siang.

Brigjen Mussadeq mengatakan, pakar DNA terbaik asal Rusia, Prof Ivanof akan tiba di Indonesia pada hari Selasa (15/5) guna membantu tim DVI Indonesia untuk melakukan identifikasi utamanya dalam pemeriksaan profil DNA terhadap jenazah korban.

Tim DVI Indonesia juga telah dibantu tiga orang ahli forensik Rusia yang diketuai dr Andre Kopolev sejak Sabtu (12/5) sore.

"Tim DVI bekerja keras bersama tim asal Rusia dan melibatkan para pakar forensik dari berbagai perguruan tinggi seperti UI, Universitas Airlangga, Universitas Padjajaran, dan lain-lain untuk menyelesaikan identifikasi dari para korban," ujarnya.

Mussadeq menjelaskan, data ante mortem dari 45 korban pesawat Sukhoi telah rampung. "Beberapa jam lalu, kami sudah menerima data ante mortem dari delapan warga asal Rusia. Begitu pula data ante mortem dua warga asing lainnya asal Prancis dan Amerika Serikat," jelasnya.

Ia menambahkan, pihaknya akan melaksanakan tahap selanjutnya yakni pemeriksaan DNA keseluruhan korban sebagai pengumpulan data post mortem. "Pengumpulan data post mortem memakan waktu lama. Kami meminta doa dari semua pihak agar bisa segera selesai dilakukan dalam waktu dekat," tambahnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement