Jumat 11 May 2012 11:31 WIB

Kemenkes Siagakan Posko Medis Sukhoi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dewi Mardiani
 Presiden SBY mengamati peta yang menunjukkan lokasi hilangnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Halim Base Ops Jakarta, Kamis pagi (10/5).
Foto: Rumgapres/Antara
Presiden SBY mengamati peta yang menunjukkan lokasi hilangnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Halim Base Ops Jakarta, Kamis pagi (10/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mempersiapkan posko pelayanan kesehatan di Bandara Halim Perdanakusumah. Di sana, Kemenkes juga mempersiapkan bantuan tiga mobil ambulans yang direncanakan untuk membawa korban pesawat Sukhoi SSJ-100.

Posko pelayanan kesehatan terletak di samping posko DVI Indonesia. Posko ini dibatasi oleh tirai dan terdapat satu buah tempat tidur, serta satu buah kursi roda.

Menurut salah satu petugas posko, dr Stevenovita, sejak kemarin ada dua orang wanita paruh baya yang pingsan. Wanita tersebut kemungkinan adalah pihak keluarga korban. Dia mengatakan, alat-alat kesehatan yang dipersiapkan antara lain tabung oksigen, infus, tensimeter, kotak emergency dan beberapa obat-obatan. "Obat yang kami persiapkan yakni analgesic dan obat penurun tensi," ujarnya, Jumat (11/5).

Selain itu, sebanyak 26 unit ambulans sudah dipersiapkan untuk mengangkut korban yang datang. Sedangkan 15 ambulans lainnya dipersiapkan untuk darurat pasien yang pingsan maupun sakit. Posko pelayanan kesehatan dibuka selama 24 jam dengan dijaga oleh tiga petugas. Rencananya posko ini akan berjaga di Bandara Halim Perdanakusumah sampai 13 Mei 2012.

Suasana Bandara Halim Perdanakusumah sudah tampak ramai oleh kedatangan keluarga korban. Mereka terus menanti kabar dari kerabat yang ikut menjadi korban jatuhnya pesawat Sukhoi SSJ-100 di Gunung Salak Bogor Rabu (9/5) lalu. Selain itu, tampak enam buah karangan bunga yang bertuliskan turut berduka cita atas musibah jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100. Karangan bunga tersebut sebagian besar berasal dari perusahaan penerbangan.

Sementara itu, sampai saat ini jumlah keluarga yang sudah melapor ke posko DVI Indonesia, sebanyak 37 orang. Mereka melaporkan ciri-ciri fisik korban dan melakukan pengambilan sampel DNA untuk kepentingan identifikasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement