REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan tidak ada hubungan antara lulusan perguruan tinggi dengan tindak pidana korupsi. Korupsi disebabkan karena tidak adanya keteladanan dari pemimpin dan buruknya budaya politik di Indonesia.
"Penyebab korupsi muncul karena krisis keteladanan atau akhlak dari pemimpin, tumpulnya visi pemimpin, dan budaya politik hedonis yang tumbuh subur di elit politik adalah sumber utama korupsi. Bukan kampus," kata Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas saat dihubungi Republika, Kamis (10/5) pagi.
Busyro menambahkan, sumber utama korupsi yang telah ia sebutkan itu diperparah oleh lemahnya pengawasan dari masyarakat sipil. Sehingga, perilaku korup semakin menggerogoti kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebelumnya, dalam acara "Masa Depan Pendidikan Tinggi di Indonesia" di Universitas Indonesia, Depok, Ketua DPR Marzuki Alie menyebut para koruptor sebenarnya adalah orang-orang pintar yang merupakan produk dari perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia.
"Koruptor adalah orang-orang pintar. Mereka juga bisa dari anggota ICMI, anggota HMI, lulusan UI, UGM, dan lainnya. Tidak ada orang bodoh," kata Marzuki, Senin (7/5).