Sabtu 05 May 2012 20:44 WIB

Ratusan Rumah di Kampung Batik Palbatu Cetak Rekor MURI

Rep: ira sasmita / Red: M Irwan Ariefyanto
Dinding rumah yang dilukis dengan motif batik ini bisa ditemudi Kampung Batik Palbatu, Kelurahan Menteng Dalam, kecamatan Palbatu, Jakarta Selatan.
Foto: ira sasmita
Dinding rumah yang dilukis dengan motif batik ini bisa ditemudi Kampung Batik Palbatu, Kelurahan Menteng Dalam, kecamatan Palbatu, Jakarta Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Museum Rekor Indonesia (MURI) menganugerahi Kampung Batik Palbatu di Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan sebagai kampung dengan dinding rumah bermotif batik terbanyak di Indonesia.  Ratusan rumah di RW 04 kampung Palbatu dindingnya dilukis dengan motif batik dan aneka warna. “Ini merupakan penghargaan kedua dari MURI. Baru tiga RT yang dilukis dengan motif batik, kami targetkan hingga 15 RT,” kata Harry Domino, salah seorang penggagas Kampung Batik Palbatu.

Sebelumnya pada Juli 2011 MURI memberikan penghargaan kepada Kampung Batik Palbatu atas rekor sebagai pemrakarsa dan penyelenggara pengecatan jalan dengan motif batik terpanjang. Yaitu sepanjang  133,9 meter  yang dimulai dari Jalan Palbatu nomor 4. Walaupun penghargaan sebagai kampung dengan dinding bermotif batik tidak diserahkan langsung oleh Jaya Suprana. Warga Palbatu tetap merasa bangga kreatifitas mereka diapresiasi. Kata Harry semua kegiatan membatik di kampung ini dilakukan secara swadaya. Sehingga penghargaan dari MURI  cukup mereka rayakan dengan cara yang sederhana.

Harry menjelaskan ide melukis dinding rumah dengan motif batik dari warga Palbatu. Menurutnya beberapa warga merupakan pengrajin batik. Setelah sukses dengan melukis batik di jalan, mereka menggerakkan anak muda Palbatu. Untuk mengembangkan kreatifitas melukis batik di dinding rumah. “Selain bisa menyalurkan bakat corat-coret artistik, mereka turut melestarikan budaya batik,” tutur Harry, Sabtu (5/5).

Selanjutnya bekerja sama dengan Dulux,  warga kampung Palbatu menggelar  Jakarta Batik Carnival. Acara digelar selama dua hari mulai tanggal 5 hingga 6 Mei 2012. Dengan mengangkat tema  “Ayo Ngebatik” mereka mengajak masyarakat untuk belajar  bagaimana filosofi orang membatik dalam kehidupan sehari-hari. Sebanyak 20 pengrajin batik dilibatkan pada acara ini. Mereka membuka gerai batik di rumah masing-masing. Para pengunjung diberikan kesempatan untuk belajar membatik di  beberapa sanggar batik yang tersebar di sepanjang kampung.

Seperti di Sanggar Setapak, pengunjung tidak hanya membatik di kain. Tetapi bisa melukis motif batik di pot, piring hingga kompor dari bahan aluminium. Selain itu Jakarta Batik Carnival turut melibatkan beberapa pedagang kuliner khas betawi. Pengunjung bisa mencicipi kerak telor, es selendang mayang, soto hingga es cendol khas betawi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement