Rabu 02 May 2012 19:17 WIB

Pemda Siap Relokasi Kampung Ambon, Asal..

Rep: Ira Sasmita/ Red: Hazliansyah
Narkoba (ilustrasi)
Foto: www.komisikepolisianindonesia.com
Narkoba (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KEMBANGAN -- Asisten pemerintahan walikota Jakarta Barat, Denny Wahyu mengatakan pemerintah siap merelokasi Kampung Ambon selama upaya relokasi dilakukan secara terpadu.

Menurutnya transaksi perdagangan narkoba di kampung tersebut sudah meresahkan masyarakat. Namun upaya relokasi tidak bisa dilakukan dengan gegabah. Jika hanya pemindahan warga, maka masalah belum terselesaikan.

“Yang paling penting adalah memutus dan menghilangkan perdagangan narkoba hingga tuntas,” ucapnya di kantor walikota Jakarta Barat, Rabu (2/5).

Pemerintah Jakarta Barat, kata Denny telah berulang kali melakukan upaya untuk mengurangi transaksi narkoba di Kampung Ambon. Seperti pembangunan Pos Interaksi bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN). Namun geliat perdagangan narkoba di kampung ini belum juga terhenti.

Denny menuturkan, usulan relokasi yang disebutkan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto bisa dilakukan. Namun Polisi harus menulusuri sumber narkoba yang beredar di Kampung Ambon berasal dari mana.

Kemudian orang-orang yang terlibat dalam perdagangan narkoba harus diamankan dan dibina. Selanjutnya diupayakan kemungkinan penyediaan lapangan kerja bagi mereka. Sehingga tidak kembali lagi melakoni bisnis jual beli narkoba.

“Kalau mereka kita pindahkan begitu saja, meskipun disebar, akan muncul kampung-kampung narkoba lainnya,” kata dia.

Aparat kepolisian dinilai secara teknis mengetahui lebih mendalam tentang roda bisnis narkoba tersebut. Kata Denny, jika kepolisian bisa menangkap semua pelaku usaha warung narkoba maka pemerintah bisa melanjutkan usaha pembinaan warga.

“Resistensi kelompok di Kampung Ambon sangat tinggi. Lurah hingga Camat sulit untuk melakukan pendekatan,” ungkapnya.

Keberadaan penutup jalan dalam jumlah yang cukup banyak di Kampung Ambon diindikasikan sebagai salah satu upaya untuk mempersulit akses ke kampung ini. Pemerintah daerah, jelas Denny telah berkali-kali membongkarnya, walaupun kemudian dibangun kembali oleh warga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement