REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepolisian dan warga Desa Ritan Kec Tabang, Kab Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur masih kesulitan untuk mengevakuasi dua orang korban pesawat jatuh Susie Air.
Kabid Humas Polda Kalimantan Timur AKBP Wisnu Sutirta menuturkan pesawat Susie Air warna putih biru PK VVQ jatuh pada pukul 01:30 WITA saat sedang melakukan survei disekitar lokasi jatuhnya pesawat. Kedua korban, kata dia, merupakan pilot dan penumpang.
"Kini Polsek Tabang, Koramil Tabang, Brimob Polda Kaltim, Basarnas dan warga setempat sedang mencoba mengeluarkan penumpang yang sepertinya terjepit badan pesawat sehingga sulit untuk dikeluarkan," ujar Wisnu saat dihubungi oleh Republika, Kamis (26/04).
Wisnu menjelaskan hingga kini belum diketahui penyebab jatuhnya pesawat di area perbukitan tersebut. Dilihat dari kerusakan akibat jatuh kini sayap kanan pesawat terlihat patah, dan badan pesawat bagian depan pun hancur
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalimantan Timur Frederik BID mengaku evakuasi korban cukup sulit karena lokasi jatuhnya pesawat. Ia mengatakan untuk mencapai lokasi memakan waktu 2,5 jam melalui jalur darat dari Samarinda hingga Kota Bangun. Dari Kota Bangun menulusuri sungai Mahakam butuh sekitar 4 jam.
“Satu korban yang sudah berhasil kami evakuasi adalah pria asal Australia, bernama Rosel (57tahun). Sementara satu korban lagi masih terjepit di dalam pesawat, dari tulisan di kantong korban bernama Yonata Wilis warga Indonesia,” ujar Frederik saat dihubungi Republika, Kamis (26/4).