Ahad 22 Apr 2012 22:32 WIB

'Nyapres', Ical Minta Restu Enam Petinggi Partai

Rep: Mansyur Faqih/ Red: Chairul Akhmad
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (kanan), Ketua Dewan Pertimbangan Akbar Tanjung (kiri) dan Sekjen PG Idrus Marham (tengah).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (kanan), Ketua Dewan Pertimbangan Akbar Tanjung (kiri) dan Sekjen PG Idrus Marham (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie (Ical) akan bertemu dan meminta restu kepada enam petinggi partai usai menggelar rapat pleno DPP pada Jumat (27/4) mendatang. Ini terkait dengan rencana DPP untuk mempercepat pelaksanaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) untuk mengusung Ical sebagai capres secara resmi.

Enam tokoh yang rencananya akan ditemui Ical yakni, Akbar Tandjung, Jusuf Kalla, Ginanjar Kartasasmita, Siswono Yudho Husodo, Abdul Latief, dan Sultan Hamengkubowono X.

''Pak Ical baru akan kembali ke Jakarta 25 April sore. Kemudian kita akan gelar pleno pada 27 April. Setelah itu baru pertemuan dengan para tokoh,'' kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Fadel Muhammad ketika dihubungi, Ahad (22/4).

Menurut Fadel, enam tokoh ini merupakan senior partai yang masih memiliki peran di masyarakat. Sehingga Ical merasa perlu untuk membicarakan masalah percepatan Rapimnas dengan para tokoh-tokoh tersebut.

Pertemuan informal itu digelar usai rapat pleno lantaran sifatnya. Kedudukan rapat pleno, ujar Fadel, jauh lebih tinggi ketimbang pertemuan informal. Sehingga wajar jika kemudian pertemuan dengan para tokoh itu dilakukan usai pleno.

Agenda pleno sendiri rencananya akan membahas dan menentukan mengenai keputusan resmi partai terkait nasib percepatan Rapimnas. ''Saya ingin supaya sebagai kader ada kompromi mengenai masalah ini. Apalagi mereka itu merupakan tokoh senior yang seumuran dengan ketua umum,'' tambah dia.

Isu yang akan jadi pembahasan utama pertemuan itu mengenai persiapan Rapimnas yang dijadwalkan maju menjadi bula Juli. Kemudian, mengenai isu pencalonan Ical sebagai capres yang diusung partai. Mengenai kabar adanya perbedaan pendapat di internal terkait capres, Fadel mengakui memang partai tak bisa mengharapkan semua pihak untuk bisa memiliki pandangan yang sama.

Menurutnya, perbedaan pendapat ini sudah terwujud dua kali, yaitu ketika Golkar mengusung Wiranto dan Jusuf Kalla sebagai capres. ''Di situ terlihat, dua-duanya mendapatkan suara yang lebih kecil dari suara Golkar sendiri. Makanya, saya sebagai Ketua Pemenangan Pemilu berpendapat, pencalonan kali ini harus ada kompromi dari semua senior,'' papar mantan Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement