REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Dewan pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Sulawesi Tenggara (Sultra) menutup diri atau "mem-blacklist" kandidat bakal calon gubernur Laode Songko Panatagama untuk menjadikan Demokrat sebagai kendaraan politik menuju pemilihan Gubernur Sultra November 2012.
Wakil Ketua DPD Demokrat Sultra, Safarulla di Kendari, Kamis mengatakan, partai bersikap tegas menyusul pernyataan Laode Songko yang siap membayar Demokrat dan Golkar berapapun harganya sebagai kendaraan politik menuju pilgub Sultra.
"Kami tegaskan bahwa Partai Demokrat terbuka bagi semua bakal calon gubernur untuk mendaftarkan diri sebagai pintu politik. Tetapi tertutup untuk nama Laode Songko," kata Safarullah.
Pernyataan Laode Songko sama dengan merendahkan partai Demokrat yang selalu menganggap semua partai itu bisa dibeli. Kami tidak siap dibeli oleh siapa pun dan tidak menjual partai, kata Safarullah didampingi sejumlah pengurus Demokrat.
Secara terpisah Ketua DPD Demokrat Sultra, Muh Endang SA mempertanyakan figur Laode Songko.
"Saya mau bertanya. Siapa itu Laode Songko?, mari kita bahas sesuatu yang penting," kata Endang. "Saya ini adalah Ketua DPW Demokrat yang diperintahkan pusat untuk menyosialisasikan diri sebagai bakal Cagub Sultra. Jadi jangan bahas nama yang tidak penting itu," katanya.
Demokrat adalah salah satu partai pemilik kursi terbesar di Sultra yakni tujuh kursi bersama Golkar sembilan kursi dan PAN tujuh kursi, sehingga memungkinkan mengusung figur calon tanpa koalisi.
Beberapa figur yang melakukan sosialisasi yakni Nur Alam, Muh Endang, Buhari Matta, Ali Mazi, Ridwan, Laode Ida, Laode Azis dan Laode Songko.