Rabu 18 Apr 2012 12:30 WIB

Awal Mei, Presiden akan Berpidato Soal BBM

Konpers Pasca penetapan APBN-P 2012-sby-abror: Konpers Presiden SBY Pasca Penetapan APBN-P 2012 di Istana Negara Jakarta, Sabtu malam (31/3). Haji Abror rizki/Rumgapres//
Konpers Pasca penetapan APBN-P 2012-sby-abror: Konpers Presiden SBY Pasca Penetapan APBN-P 2012 di Istana Negara Jakarta, Sabtu malam (31/3). Haji Abror rizki/Rumgapres//

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menyampaikan pidato pada awal Mei 2012 terkait rencana penghematan dan pengendalian BBM bersubsidi, kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik.

"Rencananya nanti Pak Presiden yang akan menyampaikan pidato awal bulan," kata Jero Wacik ketika ditemui di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.

Namun demikian, Jero Wacik tidak bersedia menjelaskan secara rinci substansi pidato yang akan disampaikan oleh Presiden.

"Ya pidato karena BBM tidak boleh naik, terus musti ngapain. Pemerintah musti ngapain, rakyat musti ngapain, wartawan musti ngapain," katanya.

Jero Wacik menjelaskan, sampai saat ini pemerintah masih membahas rencana pengendalian BBM bersubsidi. Pemerintah belum memutuskan hal-hal teknis mengenai hal itu.

Dia menjelaskan, kebijakan pengendalian bertujuan untuk menjaga supaya kuota BBM bersubsidi tidak membengkak. Menurut dia, kuota BBM bersubsidi itu telah menembus angka 40-an juta kilo kiter per tahun.

Selain itu, katanya, pengendalian itu bertujuan supaya BBM bersubsidi hanya dinikmati oleh rakyat yang kurang mampu. Jero menegaskan, selama ini BBM bersubsidi dinikmati oleh orang-orang kaya.

"Sekarang, dari penelitian kami, 77 persen subsidi itu jatuh kepada kelompok yang sebetulnya orang kaya," katanya.

Oleh karena itu, pemerintah juga berencana untuk membuat aturan tentang larangan mobil dengan kapasitas mesin tertentu tidak boleh menggunakan premium, namun harus menggunakan Pertamax atau produk lain yang setara.

Namun demikian, pemerintah belum menentukan batas kapasitas mesin yang tidak boleh menggunakan BBM bersubsidi itu. "Sedang kita godok, apakah 1500 cc atau 1300 cc. Ini sedang kita kaji," katanya.

Jero Wacik menegaskan, aturan teknis itu kemungkinan akan dituangkan dalam Keputusan Menteri. Dia berharap aturan yang dibuat pemerintah bisa dilaksanakan dengan baik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement