Sabtu 14 Apr 2012 22:25 WIB

Pelacur Merajalela, Ibu Rumah Tangga di Bandung Resah

Rep: Angga Indrawan/ Red: Heri Ruslan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Lokalisasi di sekitaran Stasiun Bandung membuat resah sejumlah ibu rumah tangga di Kota Kembang resah. Pasalnya, puluhan penjaja seks komersial sepanjang Jalan Stasion Timur menuju arah stasiun Bandung sudah mangkal sejak pukul 19.00 WIB.

"Siapa yang nggak resah, suami saya kan kalau kerja pulang malam," ujar Neni (39) ibu rumah tangga, Sabtu (13/4).

Menurutnya, sejumlah PSK di sekitar stasiun Bandung beraktivitas hampir tiap malam. Hal tersebut, ungkap Neni membuat khawatir hampir seluruh ibu rumah tangga yang berdomisili di sekitar lokasi prostitusi.

"Banyaklah sebenarnya yang protes, ada yang khawatir kalau anaknya ikut main, ada juga yang seperti saya, takut suaminya digoda," tambahnya.

Berdasarkan pantauan Republika Online (ROL) di lapangan, sejumlah PSK dengan pakaian minim sudah berbaris di sepanjang Jalan Stasion Timur, Bandung. PSK dari berbagai usia tersebut tak ragu melambai mengajak calon "pelanggannya".

Salah seorang PSK mengaku telah lima tahun menjadi pelacur. Ia merinci, mendapatkan pelanggannya sebagian besar pelajar atau mahasiswa. "Biasanya mahasiswa yang kos, suka main ke sini," ujarnya.

Wanita asli Indramayu tersebut mengaku, dalam semalam bisa membawa pulang  Rp 500-700 ribu. "Tapi tergantung, kadang pernah pulang ga bawa uang, namanya juga rejeki," ujarnya.

Sejumlah PKS di seputar Stasion Timur itu sebagian merupakan "produk" migrasi dari lokalisasi ternama di Kota Bandung, Saritem. Sejak menjadi sorotan dan beberapa kali dilakukan penertiban, sejumlah PSK tersebut berpencar ke berbagai tempat seperti Tegallega, Alun alun, hingga stasion timur.

Sementara itu, berdasarkan pantauan di lokalisasi Saritem, Andir, Kota Bandung, aktivitas kawasan tersebut nampak lengang. Namun demikian, sejumlah "calo" masih terbilang ramai menawarkan "jasa malam" di depan sejumlah penginapan.

Berdasarkan keterangan warga setempat, praktik prostitusi di kawasan tersebut terbilang lebih terorganisir, PSK tidak terlihat "mangkal", para pelayan jasa seksual tersebut lebih memilih berada di dalam ruangan/penginapan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement