REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Sejumlah aksi penembakan terjadi di Papua, belakangan ini, termasuk yang menimpa Trigana Air saat melandas di Bandara Mulia, Puncak Jaya, Papua, pekan lalu. Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha menyampaikan adanya wacana untuk memberlakukan pengamanan khusus di Papua.
Menurut kalangan DPRD Mimika, Papua, wacana tersebut bukan merupakan solusi untuk mengatasi berbagai aksi penembakan tersebut. Anggota Komisi A DPRD Mimika, Athanasius Allo Rafra, di Timika, Rabu (11/4), mengatakan, yang diperlukan oleh rakyat Papua saat ini adalah tindakan nyata dari aparat keamanan untuk dapat mengungkap berbagai kasus penembakan yang selama ini tidak pernah diketahui siapa pelakunya.
"Buktikan kepada rakyat Papua bahwa TNI dan Polri benar-benar profesional untuk bisa menangani masalah penembakan yang terjadi di Puncak Jaya, di Timika dan berbagai tempat di Papua," kata Allo Rafra. Menurut dia, selama ini aparat keamanan selalu memiliki alasan klasik bahwa mereka sulit mengungkap berbagai kasus penembakan di Papua karena medan yang berat, hutan belantara, bergunung-gunung dan lainnya.
Pihaknya meminta TNI dan Polri mengirim personel yang profesional untuk mengungkap berbagai kasus penembakan di Mulia, Puncak Jaya, dan di Timika. Para pelaku penembakan tersebut, katanya, harus ditangkap dan dihadapkan ke proses hukum.
"Yang terjadi di Mulia itu merupakan sekelompok kecil masyarakat yang bersenjata, tapi mereka tidak pernah ditangkap meski berulang kali melakukan penembakan di lokasi yang sama. Selebihnya kondisi di Papua aman-aman saja. Jadi, pengamanan khusus menurut kami tidak perlu," tutur Allo Rafra yang pernah menjadi Penjabat Bupati Mappi dan Mimika itu.