Rabu 11 Apr 2012 21:50 WIB

Tsunami Terdeteksi Satu Meter

Rep: Andi Nur Aminah/Umi Lailatul/ Red: Dewi Mardiani
Seorang anggota DPRK Banda Aceh mengumandangkan azan saat gempa kuat melanda Banda Aceh, Rabu (11/4).
Foto: Irwansyah Putra/Antara
Seorang anggota DPRK Banda Aceh mengumandangkan azan saat gempa kuat melanda Banda Aceh, Rabu (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Gempa bumi berkekuatan 8,5 skala Richter (SR) yang terjadi pada Rabu (11/4) pukul 15.38 WIB menimbukan gelombang tsunami yang terdeteksi satu meter. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, berdasarkan pantauan data terkini pasang surut dari Bakosurtanal, terjadi kenaikan muka laut (tsunami) di Lahewa (Nias Utara) setinggi satu meter dan di Meulaboh setinggi 1,02 meter.

Gempa pertama, terjadi di 346 kilometer Barat Daya Simeuleu, Aceh, telah diikuti gempa susulan sebanyak 16 kali. Sedangkan gempa susulan 8,8 SR pada pukul 17:43:06 WIB di 483 km Baratdaya Simeuleu telah diikuti 11 kali gempa.

Dengan gempabumi tersebut BMKG telah mengeluarkan peringatan dini tsunami. Bukan hanya BMKG, PTWC (Pacific Tsunami Warning System) di Hawaii juga mengeluarkan tsunami travel times. Potensi tsunami juga berlaku bagi Malaysia, India, Srilanka, Myanmar, dan lain-lainnya.

Sedangkan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dilaporkan pada pukul 17.00 WIB terdeteksi tsunami di Sabang 0,06 meter, dan di Meulaboh (17.04 WIB) setinggi 0,8 meter. Berdasarkan laporan dari beberapa daerah ke Posko BNPB di beberapa daerah tidak terjadi tsunami. Meskipun gempa buminya terjadi besar, namun tsunami yang ditimbulkan tidak besar.

Sutopo mengatakan, berdasarkan analisis beberapa pakar gempa dari ITB dan AIFDR yang disampaikan kepada BNPB, gempa disebabkan mekanisme gempa bersumber dari sesar geser. Bukan sesar naik (bukan mega trust) sehingga potensi tsunami tidak terlalu besar.

Lokasinya di bagian luar dari daerah pertemuan lempeng (outer rise earthquake). Kejadian gempa 8,5 SR yang diikuti dengan gempa 8,8 SR, dua jam kemudian, terjadi di bagian lempeng Indo Australia. Makin menjauhnya gempa ke barat, maka potensi tsunami juga berkurang.

Sistem peringatan dini tsunami telah berjalan dengan baik. Demikian juga kesiapan masyarakat yang langsung merespons. ‘’Mereka langsung melakukan evakuasi ke tempat-tempat tinggi. Pengumuman evakuasi dilakukan dari berbagai media seperti masjid dan gereja.  Hingga saat ini belum ada korban jiwa. Hanya ada empat orang luka ringan di Simeulue,’’ ujar Sutopo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement