REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Kepahiang Dadang Permana mengatakan status siaga Tsunami di Bengkulu akan dipantau hingga pukul 18.00 WIB.
"Status siaga tsunami belum dicabut. Jika terjadi tsunami di Aceh, gelombangnya diperkirakan tiba di Bengkulu sekitar pukul 17.30 hingga 18.00 WIB," katanya di Bengkulu, Rabu.
Ia mengatakan, peringatan tsunami sudah dirilis oleh BMKG dan dua sirene peringatan dini tsunami di Kota Bengkulu sudah dibunyikan secara otomatis dari BMKG pusat. Sirene tersebut berada di kawasan wisata Pantai Panjang dan satu sirene lainnya di lingkungan Kantor Gubernur Bengkulu.
"Dua sirene peringatan tsunami sudah dibunyikan otomatis dari pusat karena BPBD Bengkulu belum juga mengaktifkan peringatan dini itu," katanya.
Masyarakat di wilayah pesisir, kata dia, disarankan menjauh dari pantai sebagai langkah waspada terhadap tsunami. Warga yang bermukim di wilayah pesisir Kota Bengkulu dan enam kabupaten lainnya yakni Bengkulu Utara, Mukomuko, Bengkulu Selatan, Bengkulu Tengah, Seluma, dan Kaur diharapkan meninggalkan wilayah pesisir.
"Kami masih menunggu koordinasi dari pusat karena sampai saat ini status siaga tsunami belum dicabut dan belum ada laporan tsunami," katanya.
Terkait kondisi masyarakat di Pulau Enggano, Dadang mengatakan hingga saat ini belum terpantau. Namun, katanya, diperkirakan gelombang yang tiba di pulau terluar wilayah Bengkulu itu akan lebih kecil daripada Bengkulu.
Sebelumnya, gempa berkekuatan 8,5 Skala Richter (SR) mengguncang Aceh dan sekitarnya pukul 15.38 WIB. Dampak gempa dirasakan di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Lampung hingga membuat warga. Warga mencari tempat untuk berlindung.