REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Koalisi partai politik yang belakang ini bergejolak karena masalah bahan bakar minyak (BBM), diyakini bakal bermuara para reshuffle (perombakan) kabinet di pemerintahan. Tapi, hal itu dibantah Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha. Ia menegaskan, hingga kini belum ada perombakan kabinet atau pun perombakan koalisi.
Menurut Julian, jika memang terjadi perombakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pasti akan memberikan pernyataan resmi. “Kalau memang ternyata nanti akan ada perubahan atau perombakan kabinet dalam bentuk reshuffle, pasti akan ada pernyataan resmi dari presiden,” ujar Julian di Jakarta, Kamis (5/4).
Namun, Julian menilai, pengumuman resmi yang mungkin dilakukan Presiden SBY lebih berkonteks pada perombakan kabinet, bukan pada perombakan koalisi. Artinya, jika Presiden SBY memandang tidak atau belum perlu adanya perombakan kabinet, maka SBY tidak akan memberikan pernyataan.
“Jika belum ada perlu adanya reshuffle kabinet, ya belum pernyataan resmi tentunya,” tukas Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia ini.
Sayangnya, pria yang pernah tinggal di Jepang itu masih belum bisa memastikan, kapan Presiden SBY memberikan pernyataan resmi terkait perombakan kabinet. “Saya belum bisa memastikan, itu hak prerogatif presiden. Hanya presiden yang mengetahui,” katanya menandaskan.