REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kenaikan harga makanan pada akhir Maret 2012 akibat rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berpengaruh tinggi terhadap laju inflasi di Kota Yogyakarta. Laju inflasi pada Maret 2012 mencapai 0,36 persen, naik signifikan dari bulan sebelumnya yang hanya 0,10 persen.
Dari 23 kota di Pulau Jawa, Kota Yogyakarta mengalami inflasi tertinggi dibandingkan kota lainnya. Untuk laju inflasi terendah terjadi di Kota Malang dengan laju 0,01 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Yogyakarta, Wien Kusdiatmono mengatakan, rencana kebijakan pemerintah terkait kenaikan harga BBM yang dikeluarkan sejak akhir Februari 2012 sangat berpengaruh pada kondisi ekonomi di Yogyakarta. Ketidakpastian kenaikan harga BBM selama bulan Maret mendongkrak harga kebutuhan masyarakat.
"Kelompok bahan makanan yang mengalami kenaikan harga signifikan sebesar 0,49 persen memberikan andil terbesar pada laju inflasi bulan ini," terangnya saat siaran pers di kantor BPS Yogyakarta, Senin (2/4).
Selain kelompok makanan kenaikan harga kelompok minuman rokok dan tembakau sebesar 0,78 persen juga memberikan andil signifikan. Kelompok lain adalah kenaikan harga perumahan dan bahan bakar sebesar 0,26 persen, kelompok sandang naik 0,26 persen, dan komunikasi sertta jasa keuangan yang naik 0,13 persen juga memberi andil positif pada laju inflasi Maret.