Senin 02 Apr 2012 12:23 WIB

PKS Keluar Koalisi, Ganggu Konstelasi Politik

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Dewi Mardiani
Wakil Bendahara Umum DPP Partai Golkar Bambang Soesatyo
Wakil Bendahara Umum DPP Partai Golkar Bambang Soesatyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mendepak PKS dari koalisi bisa menimbulkan kegaduhan politik. Hal ini nantinya menganggu konstelasi politik menjelang berakhirnya masa pemerintahan Presiden SBY. Bahkan, menurut Wakil Bendahara DPP Golkar, Bambang Soesatyo, kepemimpinan SBY bisa dipertaruhkan.

"Saya yakin SBY telah memperhitungkan dampak kegaduhan politik jika mendepak PKS," jelasnya, di Jakarta, Senin (2/4). Dia berpendapat, paling tidak ada dua ancaman serius, kasus century yang tidak menutup kemungkinan berujung pada hak menyatakan pendapat dan interplasi moratorium remisi yang juga bisa berujung serius.

Partai Golkar meminta PKS tak dikeluarkan dari koalisi. Meski PKS telah jelas berseberangan dengan pemerintah menyangkut kenaikan harga BBM. Menurutnya, perbedaan pendapat, apalagi itu untuk kepentingan rakyat, tidak ada yang perlu dipersalahkan.

"Kendati PKS telah menegaskan siap berada di luar koalisi dan menterinya siap dievaluasi, namun langkah terbaik yang harus dilakukan Partai Demokrat adalah tetap merangkul PKS dan tidak menciptakan musuh baru," katanya. Dia mengingatkan, selama ini Partai Golkar juga beberapa kali berseberangan, namun SBY tetap memperhitungkan Golkar dan PKS. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement