Ahad 01 Apr 2012 15:11 WIB

Polisi Selidiki Penyiraman Air Keras

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Dewi Mardiani
Mahasiswa dan buruh dari berbagai aliansi menggelar aksi demonstrasi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (30/3).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Mahasiswa dan buruh dari berbagai aliansi menggelar aksi demonstrasi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (30/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian Daerah Metro Jaya masih terus melakukan penyelidikan terkait adanya aksi penyiraman cairan berbahaya saat pembubaran massa demonstrasi menolak harga kenaikan BBM di Gedung DPR-MPR, Jumat (30/3) malam.

Kabag Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto melalui sambungan telepon mengatakan, dari hasil laporan sementara yang diterima Polda Metro Jaya. Sedikitnya terdapat empat korban yang terluka akibat penyiraman tersebut. "Dari provost Mabes Polri dua orang, satu personel humas, dan seorang lagi dari wartawan (kameramen) Jak TV," terang Rikwanto, Ahad (1/4).

Rikwanto menerangkan pihaknya masih terus melakukan penyelidikan siapa yang membawa bahan cairan berbahaya dalam aksi unjuk rasa di Gedung DPR-MPR kemarin. Dia menambahkan, bahwa pihaknya juga tidak menduga jika para pengunjuk rasa membawa bahan kimia berbahaya.

Menurut Rikwanto, cairan yang disiramkan tersebut berupa air keras. Itu dibuktikan dengan luka bakar disertai dengan kulit korban yang melepuh dibagian wajah, tangan, dan leher korban. "Itu air keras. Kita akan selidiki siapa dan apa motifnya, salah satu korban sudah melaporkan pagi tadi," ujar Rikwanto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement