Jumat 30 Mar 2012 21:15 WIB

Diguyur Hujan Lebat, Mahasiswa Bertahan Terus Demo

Aksi demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang digelar di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta. (ilustrasi)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Aksi demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang digelar di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN---Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang berunjuk rasa menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Utara di Medan, Jumat, di tengah turunnya hujan lebat.

Para pengunjuk rasa itu berasal dari Universitas Al Wasliyah (UNIVA), Universitas Muslim Nusantara (UMN) dan Universitas Sumatera Utara (USU) bertahan di tengah Jalan Imam Bonjol persis depan kantor "wakil rakyat" itu.

Meski hujan belum juga berhenti, mereka terus meneriakkan ke dalam kantor DPRD Sumut itu, agar pimpinan dewan segera keluar untuk menemui mahasiswa yang menyampaikan aspirasi menolak kenaikan BBM yang menyengsarakan kehidupan rakyat.

"Rakyat menjadi menderita akibat kenaikan BBM itu. Di mana perhatian dan kepedulian anggota dewan terhadap rakyat miskin," kata salah seorang mahasiswa dalam orasinya.

Menurut mahasiswa itu, pemerintah tidak perlu menaikkan harga BBM saat situasi begini, karena sama saja artinya dengan menghancurkan kehidupan rakyat yang semakin sulit. "Rakyat yang saat ini sudah semakin susah, dan bertambah lagi beban penderitaan mereka. Pemerintah perlu mempertimbangkan kenaikan BBM itu untuk menyelamatkan kehidupan rakyat," katanya.

Usai berorasi, mahasiswa mencoba masuk ke pintu gerbang kantor DPRD Sumut dengan lebih dahulu mengamankan gulungan kawat berduri setinggi satu meter di sekeliling gedung anggota dewan tersebut.

Mahasiswa mencoba merusak dan memukul kawat yang ada di depan pintu gerbang kantor DPRD Sumut dengan menggunakan kayu, sehingga rata dengan tanah.

Selain itu, pendemo juga membakar ban bekas di pintu masuk kantor DPRD Sumut, sehingga gulungan kawat berduri tersebut juga ikut terbakar dan menjadi "gosong" (hitam legam).

Saat berlangsungnya aksi unjuk rasa tersebut, petugas keamanan hanya kelihatan beberapa orang berdiri di depan pintu gerbang DPRD Sumut, karena hujan sangat lebat.

Bahkan, yang terus kelihatan adalah Kapolsekta Medan Baru Kompol Donny Alexander dan beberapa personel kepolisian. Aksi unjuk rasa mahasiswa itu berlangsung dalam keadaan aman dan terkendali.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement