REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Setiap kesempatan, Menteri BUMN Dahlan Iskan selalu menjadi perhatian masyarakat. Perilaku dan tindakannnya seringkali di luar kebiasaan seorang pejabat negara.
Biasanya seorang pejabat negara di negeri ini dalam suatu kunjungan kerja ke suatu wilayah selalu meminta atau disuguhi fasilitas yang berkelas, mulai dari tempat kegiatan acara tertentu, tempat bersantap malam, hingga fasilitas penginapan.
Namun tidak demikian bagi seorang Dahlan Iskan, si pemilik Jawa Pos Group ini. Ia justru lebih nyaman mendekatkan diri dengan kalangan bawah sesuai dengan latar belakangnya yang berasal dari keluarga miskin.
Kepala Bagian Humas dan Protokoler Kementerian BUMN, Faisal Halimi, mengatakan pada Kamis (29/3) Dahlan Iskan melakukan serangkaian kegiatan di Kota Gudeg tersebut, yaitu mengikuti seminar soal "Pemimpin Muda, Belajar Merawat Indonesia", seminar "Program Rightsizing BUMN" di Kampus UGM, dan pencanangan gerakan Pro-Beras BUMN di Dusun Seworan, Kelurahan Triharjo, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY.
Dahlan Iskan tiba di kota Gudeg tersebut pada Rabu malam (28/3). Untuk menghabiskan waktu malam itu, mantan Direktur Utama PT PLN ini memilih menginap di rumah Hadi Sumarto (60) dan Sarjiyah (57) warga Dusun Seworan RT18/RW8, Desa Triharjo, Kecamatan Wates, Kulonprogo.
Hadi dan Sarjiyah, pasangan suami istri yang sehari-harinya berprofesi sebagai buruh tani tiba-tiba kedatangan Dahlan yang ingin bermalam di rumahnya yang berlantai tanah dan dinding dari anyaman bambu.
"Kami tidak ada persiapan apa-apa, hanya membersihkan beberapa bagian rumah. Biasa saja tidak ada bagian yang saya ganti. Kami senang sekali Pak Menteri mau menginap di rumah kami," ujar Hadi.
Wajah Hadi terus berseri-seri mengetahui seorang menteri akan menginap di rumah miliknya yang berukuran 10m x 7m persegi tersebut. Hadi hingga kini masih mempertahankan nuansa bangunan Jawa berupa limasan tersebut mengaku sebelumnya tidak mengetahui sosok Dahlan Iskan.
Sebelumnya saat ditanya ia mengaku tidak tahu siapa sosok Dahlan Iskan "Kami tidak tahu Pak Dahlan Iskan itu siapa, baru tahu ya saat melihat berita di televisi," ujarnya.
Dahlan tiba di kediaman Hadi Sumarto sekitar pukul 00.15 WIB bersama lima orang rombongan yakni staf Kementrian BUMN, Direktur Utama PT Sang Hyang Seri (Persero) Eddy Budiyono, Direktur Pemasaran PT Sang Hyang Seri Kaharudin, Ketua KTNA (Kelompok Tani Nelayan Andalan) Nasional Winarno Tohir.
Kunjungan Dahlan Iskan juga disambut Wakil Bupati Kulonprogo Sutedjo bersama kepala SKPD Pemkab Kulonprogo.
Sederhana
Malam itu memang menjadi hari yang tidak akan terlupakan bagi Hadi Sumarto dan keluarga. Tujuan kedatangan Dahlan untuk bermalam dan mengunjungi desa tersebut dalam rangka meninjau tanam perdana areal binaan progam Pro Beras BUMN PT Sang Hyang Seri di Bulak Seworan, Desa Triharjo, Wates, Kulonprogo, Yogyakarta, pada
Begitu tiba di kediaman Hadi, Dahlan Iskan disambut secara sederhana jika dibandingkan sambutan di hotel-hotel berbintang. Dahlan terlihat nyaman menanggapi obrolan pemilik rumah meskipun hanya duduk bersila beralaskan terpal dan tikar di dalam rumah sederhana berdinding bambu tanpa fasilitas kipas angin maupun pendingin udara (AC).
Obrolan semakin hangat, ketika beberapa makanan kecil khas daerah dan hasil bumi seperti tempe benguk, geblek, ubi dan sajian wedang secang disajikan menggunakan sebuah tampah atau tempat dari anyaman bambu berbentuk lingkaran.
"Dalemnipun sae Pak Hadi,rapi (rumahnya bagus Pak Hadi, rapi)," ujar Dahlan yang saat itu mengenakan kostum kegemarannya, kemeja putih dan sepatu kets.
Meskipun raut wajahnya sudah menunjukkan kondisi badan yang lelah setelah seharian beraktivitas, di Jakarta, Dahlan tetap melayani obrolan dengan pemilik rumah maupun dengan wakil bupati serta kepala desa dengan santai dan penuh canda.
Tidak terasa waktu terus berlalu dan semakin larut menunjukkan pukul 01.00 WIB. Karena sudah merasa lelah, Dahlan meminta agar obrolan tersebut diakhiri agar dapat beristirahat. "Monggo kita akhiri dulu obrolannya. Kita beristirahat, tidur dulu besok pagi dilanjutkan lagi," ucap Dahlan.
Sebelum pamit untuk beristirahat, Dahlan sempat berganti kaos warna ungu dan merebahkan diri di tempat semula yang digunakan untuk ngobrol. Pria kelahiran Magetan, 17 Agustus 1951 ini, tidak mau menempati tempat tidur dengan kasur empuk yang sebelumnya sudah disediakan oleh tuan rumah. Dahlan justru memilih tidur dengan beralasakan tikar bersama Direktur Utama, Sang Hyang Sri dan Wakil Bupati Kulonprogo.
Kemudian, pagi-pagi buta sekitar pukul 04.30 WIB rombongan terbangun setelah mendengar suara adzan Subuh. Dahlan Iskan seperti tidak ingin ketinggalan sholat berjamaah, dirinya bergegas berjalan menuju masdjid Nurul Hidayah yang berada di desa sebelah yakni di Pedukuhan Garang, Desa Tawangsari, Kecamatan Pengasih dengan jalan kaki yang berjarak sekitar 400 meter.
Saat ditanya dengan alasan kenapa Dahlan memilih menginap di rumah warga yang notabene dalam kategori rumah tidak layak huni tersebut, ia tidak banyak memberikan jawaban. Ia hanya mengatakan jika apa yang dilakukannya merupakan salah satu penghayatan riil dengan kehidupan para petani.
"Semalam tidurnya nyenyak sekali, sangat nyaman. Ini bukan pertama kalinya saya menginap di rumah warga, saya juga tidak mencari kepuasan. Ini merupakan bagian penghayatan riil terhadap apa yang dirasakan dan dialami oleh orang seperti Pak Hadi," ujar Dahlan.
Selesai melaksanakan sholat subuh, Dahlan Iskan segera kembali menuju kediaman Pak Hadi untuk berganti pakaian menggunakan kaos ungu dilapisi kemeja putih dan tentu,sepatu kets, untuk melanjutkan aktifitas olahraga jalan kaki. Rute yang ditempuh sekitar 3 kilometer menyusuri perkampungan dan pematang sawah.
"Ini merupakan kunjungan pertama saya ke Kulonprogo, suasananya asik sekali," ujarnya sembari berjalan menyusuri pematang sawah menuju di lokasi tempat tanam perdana areal binaan progam "Pro Beras BUMN PT Sang Hyang Seri".
Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju gudang Bulog. "Kulo nderek donga dinonga, nyuwun ngapunten sampun ngrepoti (saya mohon saling doa mendoakan, mohon maaf sudah merepotkan warga sekalian)," katanya sembari berjalan menyusuri pematang sawah.
Setelah meninjau gedung Bulog, Dahlan kembali berjalan kembali ke Dusun Seworan menuju kediaman keluarga Keminem (75), warga Dusun Seworan RT19/RW8, Desa Triharjo, Kecamatan Wates yang berjarak sekitar 300 meter dari kediaman Pak Hadi untuk sarapan.
Menu yang disajikan sederhana, sayur terancam, pecel, oseng-oseng daun pepaya, tahu dan tempe serta aneka buah-buahan. "Sayur daun pepayanya enak sekali bu," ucapnya kepada salah seorang warga sambil menyantap sarapan bersama Wakil Bupati dan Dirut PT Sang Hyang Sri di teras rumah beralaskan tikar.
Usai sarapan, Dahlan juga sempat berjabat tangan dengan anak-anak peserta Pendidikan Aanak Usia Dini (PAUD) serta melihat pertunjukan kesenian tari jathilan (kuda lumping).
Dahlan terlihat sangat menikmati sajian kesenian tradisional tersebut, bahkan memilih duduk di dekat pemain kendang meskipun hanya duduk beralaskan terpal.
Sekitar pukul 08.00 Dahlan kembali berjalan kaki menuju kediaman keluarga Hadi Sumarto sebelum melanjutkan perjalanan menuju kota Yogyakarta untuk menghadiri acara di kampus UGM, Yogyakarta.
Dahlan seperti merasa banyak berhutang budi, sehingga dirinya segera bergegas mendatangi rumah Pak Hadi. Bahkan dirinya sempat meminjam sepeda onthel salah seorang warga untuk cepat sampai di rumah Hadi Sumarto.
Sebelum menutup kunjungan di Dusun Seworan, Desa Triharjo, Dahlan Iskan juga sempat melihat aktifitas Gapoktan Panca Manunggal di Desa Sogan, Kecamatan Wates. Lokasi yang digunakan sebagai tempat pengemasan beras 5 kg untuk program beras untuk PNS di Kulonprogo.
Tetesan air mata pun menutup kunjungan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Ia sempat dipeluk oleh sang tuan rumah yang ang merasa bahagia bercampur haru dengan kedatangan menteri ke rumahnya.
"Kami sangat senang rumah kami dikunjungi Pak Menteri, beliau orang yang sangat ramah. Bahkan tadi pagi selesai sholat subuh, Pak Menteri pergi ke dapur menyusul saya ketika sedang ngambil minum," ungkap Hadi.
Apresisasi terhadap Dahlan Iskan juga disampaikan oleh Kepala Dusun Seworan, Sutari.
Sutari menilai bahwa sosok Dahlan adalah menteri yang benar-benar merakyat dan sikap tersebut menurutnya jarang dimiliki setiap Menteri. "Pak Dahlan ingin merakyat dan ingin tahu tentang kehidupan orang kampung. Dan ternyata beliau betul-betul merakyat," ujar Sutari.