REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi Partai Demokrtasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Tubagus Hasanuddin menilai peran wakil presiden pada pemerintahan saat ini sudah dibonsai. Tubagus menilai, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak memberikan ruang yang cukup bagi wakilnya dalam menjalankan fungsi pemerintahan.
"Wapres tidak diberi ruang sama sekali untuk mengkordinir atau mengambil tindakan yang dianggap perlu dalam tatanan pemerintahan. Presiden terkesan menjadi single fighter yang tak pernah memanfaatkan wakilnya,’’ analisisnya kepada wartawan, Kamis (29/3).
Tubagus mencontohkan, ketika Presiden SBY melakukan kunjungan ke Cina dan Korea Selatan beberapa waktu lalu, pada saat yang sama, kondisi di dalam negeri diwarnai oleh gelombang demonstrasi menolak rencana pemerintah untuk menaikan harga BBM.
Malah, aksi unjuk rasa itu disertai tindakan kekerasan dari aparat keamanan terhadap para demonstran dan wartawan yang meliput peristiwa tersebut. Sayangnya, Boediono tidak menjalankan fungsinya sebagai wapres.
"Saat itu bapak wakil presiden diam membisu, tenang seperti tak pernah mendengar atau melihat apapun," ujar Wakil Ketua Komisi I DPR tersebut.
Bahkan, lanjut dia, ada informasi yang mengatakan Menkopolhukkam, Djoko Suyanto memberikan laporan terkini kondisi dalam negeri langsung kepada Presiden SBY yang ada di luar negeri. Bukan kepada wapres yang seharusnya memegang kendali menggantikan Presiden SBY.
"Kondisi ini ironis memang. Persis seperti di era Presiden Soeharto."