REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyatakan siap berjuang bersama rakyat jika pemerintah memaksakan diri untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq menyatakan, sikap tersebut harus diambil pihaknya. Pasalnya, jika harga BBM tetap dinaikkan pemerintah, maka dampak yang akan ditimbulkan adalah penderitan rakyat. Alasan itulah yang membuat PKS tak ingin meninggalkan rakyat.
“Kita akan tampil bersama rakyat jika pemerintah tetap menaikkan harga BBM,” kata Luthfi saat ditemui usai acara pembukaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PKS 2012, di Medan, Sumatra Utara, Selasa (27/3).
Ketika ditanyai apakah PKS juga akan turun ke jalan menentang kenaikan harga BBM, politisi 50 tahun itu berpendapat, hal itu mungkin saja terjadi. Tapi, lanjut Luthfi, upaya tersebut hanya menjadi pilihan jika pemerintah tetap memaksakan diri menaikkan harga BBM.
Politisi asal Malang, Jawa Timur itu pun mendesak pemerintah untuk memikirkan dampak yang terjadi jika harga BBM dinaikkan.
“Semoga saja pemerintah mau membuka diri dengan tidak menaikkan harga BBM,” harap Luthfi.
Sayangnya, ketika disinggung apakah PKS akan juga keluar dari kabinet dan koalisi jika BBM jadi dinaikkan, Luthfi akan disesuaikan dengan keinginan konstituen. Artinya, jika konstituen PKS memilih untuk keluar, maka PKS pun akan mengambil pilihan tersebut. “Semua tergantung keinginan konstituen,” tegas Luthfi yang pernah tinggal di Belanda itu.