REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Umat Muslim di Pulau Bali tetap menjalankan aktivitas Shalat Jumat meski bertepatan Hari Raya Nyepi. Ratusan umat Muslim berbondong-bondong mendatangi Taman Pendidikan Alquran (TPA) Al-Hidayah Gatsu, Jalan Gatot Subroto VI, Bajar Teruna Sari, Denpasar, yang disulap sebagai tempat melaksanakan ibadah wajib bagi pria itu.
Kendati digelar di tempat 'darurat', sekitar 300 orang yang datang dari daerah sekitar hingga penduduk yang tinggal di kawasan Bedahulu-Jalan Nangka, tampak khusyu menjalankan Jumatan yang dipimpin khatib dan imam H. Daldiri Samsuhadi itu
Karena aula TPA yang telah diisi sembilan deret umat dengan masing-masing sekitar 25 orang itu tak lagi mampu menampung, maka panitia kemudian menambah menggelar dua lembar karpet panjang di atas aspal badan jalan di depannya. Namun, di tengah-tengah khatib menyampaikan khotbah, umat yang duduk di atas karpet di jalan diguyur hujan, sehingga mereka sempat kocar-kacir mencari tempat yang bisa untuk berteduh.
Kegiatan shalat Jumat yang dijaga dua orang pecalang atau petugas keamanan adat, Gusti Sucita dan Made Tunas itu, akhirnya bisa berlanjut hingga tuntas seiring berhentinya hujan.
Kelian Banjar/Kepala Dusun Teruna Sari, Wayan Sutha, dan Ketua Pecalang Made Bagiyo, sempat memantau persiapan kegiatan Shalat Jumat tersebut. Kepada umat Muslim yang menemuinya, mereka berpesan untuk sama-sama menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.
"Kami mendukung dan turut menjaga umat Islam di sini. Sudah seharusnya jika kita semua juga tidak sampai melakukan hal-hal yang bisa mengganggu umat Hindu yang sedang menjalankan ritual 'Tapa Brata Penyelian'," ucap Wayan Sutha.
Sementara itu Purwanto dari Yayasan Al Hidayah Gatsu mengakui banyaknya umat Muslim yang ikut Shalat Jumat di tempat darurat dan baru pertama kali ini digunakan untuk Jumatan.
"Sebenarnya masih ada puluhan umat lagi yang sempat telepon hendak ikut shalat Jumat di sini, termasuk jamaah Al-kautsar di Banjar Taktak kawasan A Yani Utara," ucapnya.