REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Serangan Tomcat kian meluas. Bukan hanya warga Surabaya yang diserang Tomcat Paederus Riparius, warga Kota Yogyakarta juga mulai diserang oleh serangga yang biasa hidup di sawah ini.
Sebanyak 12 orang warga gang Sido rukun, RT 48 RW 07 Kelurahan Tahunan, Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta terserang serangga yang panjangnya hanya satu centimeter tersebut.
Serangan hewan yang berwarna hitam orange ini telah terjadi sejak seminggu terakhir. Sembilan Kepala Keluarga (KK) yang hidup di delapan rumah di gang tersebut hampir semuanya terserang oleh serangga tersebut. Salah satu warga yang terserang serangga itu adalah Marsiyati (32) tahun. Ibu dua anak ini terserang serangga itu di siku kanan, lipatan kaki kanan dan kiri. Kulit di bagian tersebut melepuh dan terasa panas, perih serta gatal.
"Semua anggota keluarga kena termasuk suami dan dua anak-anak saya," terangnya saat ditemui di kediamannya.
Suaminya Mardin Effendi (37) terkena di wilayah punggung dan tangan. Anak pertamanya Dela Fitriyani (9) juga terserang serangga itu di lingkar mata kanannya. Akibatnya anak kelas 3 SD ini terpaksa tidak masuk sekolah selama 3 hari. Sedangkan anak bungsunya Raisa (1,5) terkena di seluruh tangan dan kakinya.
Menurutnya, serangga tersebut telah menyerang sejak seminggu terakhir. Serangga ini berasal dari sawah di depan rumah mereka. Pasalnya 8 rumah yang berada di gang tersebut langsung berhadapan dengan sawah. Dimana sawah itu terdapat tanaman padi berusia 1,5 bulan. Marsiyati sudah berobat ke puskesmas Umbulharjo. Namun oleh dokter diindikasikan herpes. "Saya sudah dikasih obat kulit, tetapi rasanya masih perih meskipun sudah kempes," tandasnya.
Menurutnya, serangga tersebut selalu datang setiap hari. Apalagi kalau ada sinar lampu serangga tersebut akan datang berkelompok. "Kalau malam, lampu-lampu itu penuh serangga seperti itu," terangnya.
Ketua RW 07 Tahunan, UmbulharjoN Sadimin Hadisukarto (54) mengatakan, serangan serangga tersebut bukan hanya terjadi saat ini saja. Diakuinya, warga sudah banyak yang mengeluh. Bahkan pihaknya sudah melaporkan hal itu ke Dinas Kesehatan maupun Pertanian Kota Yogyakarta. Menurutnya, serangan serangga ini bisa terjadi dalam tiga kali selama setahun.
"Sawah ini ditanami padi tiga kali setahun. Ketika padi berumur 1,5 bulan maka serangga seperti ini akan bermunculan dengan sendirinya. Sampai panen tiba. Jadi warga hanya istirahat satu bulan setelah masa panen," tandasnya.
Selama setahun sembilan bulan serangga itu menyerang dan hanya tiga bulan warga beristirahat.Namun begitu kata dia, pihaknya masih menunggu arahan Pemkot Yogyakarta terkait hal tersebut.
Petugas Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta langsung meninjau lokasi serangan tomcat tersebut. Mereka mengambil beberapa ekor serangga tersebut untuk diteliti lebih jauh.
"Kita belum berani memastikan apakah penyakit kulit yang diderita warga itu serangan serangga ini atau bukan," terang petugas Pertanian Disperindagkoptan Kota Yogyakarta Dotho Dewandono.
Namun menurutnya, berdasarkan ciri fisik serangga ini memang mirip tomcat. Selanjutnya pihaknya akan membawa sample hewan ini ke labolatorium UGM untuk diteliti lebih jauh.