Ahad 18 Mar 2012 16:08 WIB

Papua Bakal Tingkatkan Industri Petrokimia

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Dewi Mardiani
Pabrik petrokimia
Foto: Saptono/Antara
Pabrik petrokimia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah tengah membuat master plan pengembangan industri petrokimia di Tangguh, Papua Barat. Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Panggah Susanto, menuturkan kawasan Tangguh akan dibangun pabrik urea dengan kapasitas 2,3 juta ton per tahun.

"Kawasan itu juga kan dilengkapi dengan pabrik methanol dengan kapasitas 1,31 juta per ton tahun. Pabrik DME atau glikol ether berkapasitas 160 ribu ton per tahun, polypropilen 321 ribu ton per tahun dan pabrik amonia 660 ribu ton per tahun," katanya, Ahad (18/3).

Dikatakannya, PT Pusri, Mitsui, dan Ferostaal menyatakan berminat untuk mengembangkan kawasan itu. PT Pusri rencananya akan membangun dua pabrik amoniak urea. Satu pabrik, membutuhkan investasi 900 juta dolar AS. Mitsui dan Ferostaal berminat investasi di pabrik Methanol yang turunannya bisa dibuat untuk tambahan elpiji, polipropilene, dan polyethylene. Nilai investasi dua perusahaan itu masing-masing 800 juta dolar AS.

"Investasi akan segera ditindaklanjuti jika pemerintah telah memberikan kepastian mengenai alokasi gas," lanjutnya. Jika telah selesai dibangun, kawasan ini bisa menyumbangkan senilai 1,977 miliar dolar AS dan 197 juta dolar AS untuk pendapatan pajak. Lebih dari 60 ribu tenaga kerja diperlukan untuk mengembangkan kawasan ini. Selain itu, pihaknya juga tengah merealisasikan pembangunan industri petrokimia di Cilegon, Banten.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement