REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi senior PDI Perjuangan, Pramono Anung, mengatakan, Rano Karno tidak perlu mundur dari posisinya sebagai wakil Gubernur Banten, meskipun anak angkatnya tersandung kasus narkoba.
Pramono menila rekan satu partainya itu justru sebagai korban. ''Rano jadi korban, sebab narkoba ini bisa mengancam siapa saja, termasuk pejabat,'' ujar Pramono, Selasa (13/3).
Apalagi, kata dia, banyak pejabat yang anaknya yang terlibat narkoba. ''Ini harus jadi perang bersama karena korbannya sudah besar. Terutama anak sekolah SLTP dan SLTA, sehingga harus ada keputusan politik,'' papar dia, di gedung DPR.
Sebelumnya, Kepolisian Resor (Polres) Bandara Soekarno Hatta menetapkan anak angkat Rano, Raka Widyarma dan rekan wanitanya, Karina Andetia sebagai tersangka kasus kepemilikan narkoba jenis ecstasy. Keduanya ditetapkan terlibat dalam kepemilikan paket berisi lima butir pil ecstasy yang dikirimkan dari Malaysia
Ia pun menyatakan perang bersama melawan narkoba. Karena, tambah Pramono, kalau dibiarkan maka akan ada banyak anak-anak yang akan terkena.
''Tidak ada unsur politik dari kejadian ini,'' cetus Pramono.