REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Aksi unjuk rasa ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Ormas Islam menolak perubuhan masjid di Medan berakhir ricuh dan sejumlah pengunjuk rasa dikabarkan terluka, Jumat.
"Memang ada yang terluka termasuk dua orang yang dilaporkan kakinya terbakar saat aksi bakar ban, namun berapa jumlah pastinya masih simpang siur dan kami masih terus mendata," kata Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Medan, Drs Anwar Bakti.
Dalam aksi yang digelar di depan halaman kantor Wali Kota Medan dan berlanjut ke depan Hotel Emerald Garden di Jalan KL Yos Sudarso itu, seorang pengunjukrasa juga ditangkap petugas. " Kami belum tahu siapa, tapi ada anggota yang mendampingi di kantor polisi, " kata Anwar.
Kericuhan bermula dari massa Aliansi Ormas Islam yang berupaya membakar ban bekas di jalan depan Hotel Emerald Garden yang juga berhadapan dengan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum milik Pertamina. Upaya itu coba dihalang-halangi pihak kepolisian yang telah bersiaga di lokasi.
Akibatnya terjadi aksi saling dorong antara massa pengunjuk rasa dan petugas kepolisian yang berupaya mencegah pengunjuk rasa melakukan aksi bakar ban. Aksi saling dorong antara petugas dan pengunjuk rasa juga diwarnai aksi saling lempar yang membuat sejumlah orang dari kedua pihak terluka.
Melihat situasi yang kian memanas akhirnya polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa. Anwar mengaku, amat menyesalkan aksi kekerasan yang terjadi dalam unjuk rasa tersebut. "Begitupun kami dari Aliansi Ormas Islam tetap komit menuntut pembangunan kembali sejumlah masjid yang diruntuhkan sampai dibangun kembali," katanya.
Dijelaskan dia, unjuk rasa Aliansi Ormas Islam bertujuan untuk menagih hasil kesepakatan dalam pertemuan dengan Plt Gubernur Sumut dan Wali Kota Medan yang berjanji akan memfasilitasi pembangunan kembali masjid yang dirobohkan pengembang. Salah satu rekomendasi pertemuan 16 Februari lalu dan turut dihadiri Aliansi 35 Ormas Islam tersebut adalah pembangunan kembali masjid Al Ikhlas Jalan Timor.
"Tapi sampai Maret ini ternyata tidak ada tanda-tanda masjid yang dirubuhkan pengembang tersebut dibangun kembali, makanya kami kembali menggelar aksi unjuk rasa," katanya.