Rabu 22 Feb 2012 07:19 WIB

Timbunan Material Vulkanik Merapi Diperkirakan 90 Juta Meter Kubik

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Timbunan material vulkanik hasil erupsi Gunung Merapi akhir 2010 belum banyak terbawa aliran air hujan, atau menjadi lahar dingin, dan diperkirakan masih sekitar 90 juta meter kubik berada di lereng gunung itu.

"Material vulkanik hasil erupsi 2010 diperkirakan masih sekitar 90 juta meter kubik," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandriyo di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, hujan 2011 dan 2012 belum banyak membawa material endapan vulkanik, karena intensitas hujan di puncak gunung tidak terlalu tinggi. Intensitas hujan di kawasan puncak Merapi tidak terlalu tinggi, sehingga aliran airnya tidak banyak membawa material vulkanik sisa erupsi.

"Dari pantauan kami, belum pernah ada aliran lahar dingin yang besar, dan berbahaya, meskipun potensi itu tetap ada," katanya.

Berdasarkan sebaran material erupsi Merapi, ancaman terjadi banjir lahar dingin di sungai berada di sisi barat gunung akan lebih besar dibanding sisi timur, karena material vulkanik hasil erupsi di sisi barat bersifat menyebar, sehingga mudah terbawa air.

Sementara itu, kondisi timbunan material hasil erupsi di sisi timur Gunung Merapi tidak terlalu menyebar, sehingga tidak mudah hanyut terbawa aliran air hujan, sehingga ancaman terjadinya banjir lahar dingin lebih kecil.

Pada akhir 2011 endapan material erupsi Merapi di Sungai Gendol di sisi timur gunung diperkirakan masih 24 juta meter kubik.

Sedangkan di dua sungai di sisi barat gunung, volume endapan material vulkanik lebih kecil, yaitu sekitar 8,2 juta meter kubik di Sungai Putih, dan di Sungai Boyong diperkirakan sekitar 2,4 juta meter kubik.

Ia menegaskan status siaga darurat ancaman banjir lahar dingin masih tetap berlaku. Kondisi hujan lebat dengan intensitas lebih dari 20 milimeter (mm) per jam yang terjadi lebih dari dua jam berturut-turut berpotensi menimbulkan aliran lahar yang berbahaya.

Kondisi material vulkanik hasil erupsi Gunung Merapi pada 2010 dan kondisinya setelah lebih dari satu tahun, adalah sudah terjadi pengurangan kandungan abu vulkanik.

Abu vulkanik yang terkandung dalam material erupsi tersebut, menurut Subandriyo bisa membantu pemadatan material erupsi, namun dalam kondisi tertentu juga bisa mempercepat proses terjadinya lahar dingin.

"Yang mempengaruhi adalah aspek kimia dan fisik dari material erupsi itu sendiri. Kami pun tidak bisa menghitung waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya pemadatan hingag material itu mencapai titik kestabilan," katanya

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement