Kamis 16 Feb 2012 19:23 WIB

Kemarahan SBY Pertanda Kuat Ada Ketegangan di Tubuh Demokrat

Rep: Yulianingsih/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat memberikan keterangan pers soal Partai Demokrat di kediaman pribadi Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad (5/2).
Foto: Antara/Widodo S Jusuf
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat memberikan keterangan pers soal Partai Demokrat di kediaman pribadi Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad (5/2).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Kemarahan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atas kasus penempatan Anggelina Sondakh atau Angie mempertegas adanya ketegangan ditubuh pimpinan Partai Demokrat. Pendapat itu disampaikan Pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta AAG Dwipayana

Menurut dia,  penempatan Angie di Komisi III DPR RI merupakan keputusan Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang kemudian diintruksikan ke Fraksi Demokrat DPR RI. "Ternyata keputusan itu menimbulkan reaksi keras dari publik.  Karena penempatan Anggie itu diindikasikan untuk memprotek Anggie juga Anas sendiri," terangnya saat dihubungi, Kamis (16/2).

Kemunculan reaksi publik, kata dia mendorong SBY turun tangan. "Ini memperkuat kembali bahwa ada ketegangan antara Dewan Pembinan dengan DPP. Karena dengan mudah Dewan Pembina mengintervensi keputusan DPP," tambahnya.

Menurutnya, ketegangan ini merupakan ketegangan kedua yang ada di tubuh Partai Demokrat setelah kasus wisma atlet muncul. Pertama kata Dwipayana, adalah saat SBY memerintahkan Anas untuk tampil ke publik terkait penjelasan kasus itu. Tetapi perintah itu tersebut tidak dilakukan Anas. Kedua adalah saat ini, kata Dwipayana.

Ini lanjutnya, membuktikan terjadi resistensi yang cukup kuat antara Anas dengan SBY.Menurutnya, jika hal ini terus berlanjut maka kepemimpinan Anas di tubuh Demokrat tidak efektif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement