Kamis 16 Feb 2012 15:08 WIB

Piliang: Survei CSIS Jadi Cambuk Pencapresan Ical

Rep: mansyur faqih/ Red: Taufik Rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Ketua Dewan Pelaksana Balitbang DPP Partai Golkar, Indra J Piliang menilai, survei CSIS merupakan cambuk bagi partainya.

‘’Kami diberikan arahan yang pas untuk melakukan konsolidasi politik dalam dua tahun ke depan,’’ kata melalui pesan elektronik, Kamis (16/2).  

Sebelumnya, CSIS merilis hasil survei nasional yang menempatkan tingkat elektabilitas Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie (Ical) di tempat ke empat dengan perolehan 5,2 persen. Di urutan pertama, diisi oleh Megawati Soekarnoputri yang mendapat jumlah pemilih sebanyak 10 persen dari 2.117 responden.

Sementara itu, Prabowo Subianto menempati posisi kedua dengan jumlah pemilih sebanyak 6,7 persen. Untuk urutan ketiga ditempati Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Survei CSIS, ujar dia, justru memberikan sinyal positif bahwa belum semua rakyat Indonesia mengenal Ical. Angka 5,2 persen pun dianggap sebagai hasil yang menggembirakan sebagai angka modal sebelum bergerak.

CSIS juga menyatakan, tingkat popularitas Ical sebesar 61 persen di posisi ke tujuh. Artinya, jelas dia, ada 39 persen lagi masyarakat Indonesia yang belum pernah mendengar sama sekali nama Ical. ‘’Andai lima persen saja dari yang 39 persen itu yang memilih Aburizal, maka keunggulan survei sudah mengatasi Megawati yang tingkat pengenalannya sudah 90 persen,’’ paparnya.

Iwan pun mengaku optimis bahwa sebagai sosok baru yang sama sekali belum pernah bertarung di tingkat pilpres, nama Ical sudah cukup menjual. ‘’Dengan metode yang tepat, baru dan moderen, kami yakin bisa melewati batas psikologis 10 persen yang kini dihuni Megawati di akhir 2012 ini,’’ jelas Iwan.

Menurut Ketua Departemen Kajian dan Kebijakan DPP Partai Golkar tersebut dalam semua survey, Partai Golkar selalu ditempatkan di posisi nomor satu atau nomor dua. Ini, lanjutnya, membuktikan bahwa kinerja partai dan Aburizal Bakrie sebagai ketua umum sudah berhasil memulihkan kepercayaan diri setelah hanya mendapatkan posisi nomor dua dalam pemilu 2009.

Ia menegaskan, sampai saat ini partainya sama sekali belum melakukan aktivitas kampanye. Persiapan 2014 yang telah dilakukan baru pada tiga tahapan, mulai dari konsolidasi, kaderisasi dan sekarang karya dan kekaryaan. Belum ada yang berupa kampanye ke luar.

‘’Sekalipun minggu depan Aburizal Bakrie melakukan semacam long march yang dimulai di Jawa Barat, tetapi tetap bukan bentuk kampanye. Melainkan menyentuh masyarakat langsung, pribadi (personal touch). Sekaligus semacam warming up bagi seluruh elemen partai untuk bekerja secara lebih profesional dan moderen,’’ jelas dia.

Menurut Indra, partainya mulai mengubah cara konvensional dalam berhubungan dengan masyarakat. Cara yang digunakan kini mirip dengan metode konvensi di Amerika Serikat. bedanya, yang dilakukan partai berlogo pohon beringin itu langsung dilakukan oleh ketua umum partai golkar yang melibatkan elemen partai dari tingkat pusat sampai tingkat kecamatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement