Selasa 14 Feb 2012 05:32 WIB

Di Cimahi, Siswa SD pun Menolak Perayaan Hari Valentine

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Ramdhan Muhaimin
Budaya Valentine bukan budaya Islam (ilustrasi)
Budaya Valentine bukan budaya Islam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI - Seruan menolak budaya hari Valentine tidak saja dilakukan kalangan dewasa atau cendekiawan muslim, tapi juga siswa Sekolah Dasar. Sekitar 300 siswa kelas tiga sampai kelas enam, sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nur Al Rahman, Cimahi Utara, melakukan aksi unjuk rasa menolak perayaan Hari Valentine bagi umat Muslim.

Setelah meneriakkan yel-yel penolakan hari Valentine di kompleks SD selama satu jam, para siswa yang dikordinir oleh para guru ini melanjutkan aksinya dengan turun kejalan raya Cihanjuang. Mereka menghimbau kepada masyarakat Muslim agar jangan ikut-ikutan merayakan hari kasih sayang versi 'barat' ini. Sebab bagi siswa-siswi ini, merayakan hari Valentine bagi umat muslim adalah haram hukumnya.

"Gak boleh, haram, itu bukan Islam," kata Johan, siswa kelas enam SDIT Nur Al Rahman, Senin (13/2).

Menurut Kepala Sekolah Nur-Alrahman, Jarwo, pergeseran makna hari kasih sayang yang dirayakan dewasa ini,sudah menjurus kearah kemaksiatan, yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Ia mencontohkan seperti 'sex bebas' yang marak terjadi di hari valentine itu.

Untuk itu perlu ditanamkan kepada siswa-siswi sekolah dasar ini agar memahami bahaya merayakan hari valentine ini. Apalagi itu bukan merupakan budaya Islam.

"Itu bukan budaya kita (Islam), harus dilarang sejak dini," tegas Jarwo.

Kordinator serta Humas SD Al-Rahman, Ahmad Khusaeri dalam orasinya, juga menyampaikan bahwa perayaan hari valentine merupakan upaya melegalkan kemaksiatan.

"Demi kasih sayang, bebas melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Islam," kata Ahmad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement