Senin 13 Feb 2012 14:44 WIB

Kalau tidak Ingin Ada Kecelakaan, Beri Upah Tetap Bulanan untuk Supir

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Ramdhan Muhaimin
Evakuasi bus karunia bakti yang terperosok kesebuah vila usai menghantam bus doa ibu serta mobil Avanza, mobil Grand Livina dan sebuah angkot dikawasan Cisarua, Puncak, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/2). (Republika/Agung Supriyanto)
Evakuasi bus karunia bakti yang terperosok kesebuah vila usai menghantam bus doa ibu serta mobil Avanza, mobil Grand Livina dan sebuah angkot dikawasan Cisarua, Puncak, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/2). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Kecelakaan bus angkutan umum yang kerap terjadi seringkali disebabkan karena laju kendaraan dengan cepat. Hal itu dilakukan para supir bus karena sistem pembagian komisi yang 'memaksa' mereka memacu kendaraan dengan cepat untuk mengejar target. 

Jadi, untuk menghindari aksi kebut-kebutan, sebaiknya para supir diberikan upah layak yang tetap setiap bulan.

Salah seorang anggota Paguyuban Pekerja Angkutan), Soemarno mengatakan, sistem 'time table' yang selama ini diberlakukan justru memaksa sopir untuk memacu kendaraan dengan cepat. 

Dia mencontohkan, pada jurusan Bis Surabaya-Jogjakarta, sopir harus tiba di tempat tujuan tepat waktu dengan perjalanan jam perjalanan 7 jam. Jika tidak, maka di terminal tujuan, bus tidak akan mendapatkan jatah parkir sehingga tidak bisa mengangkut penumpang. "Kalau telat kan bisa rugi," keluhnya. 

Diungkapkannya juga, saat ini yang dibutukan para sopir bukanlah sistem pembagian komisi. Melainkan, sistem pemberian upah layak secara tetap. "Sebetulnya yang lebih baik buat kami adalah upah tetap yang layak setiap bulan. Jadi kami tidak perlu mengejar target seperti sekarang," papar dia.

Sementara itu, Dirjen Perhubungan Darat yang hadir di Surabaya untuk membahas permasalahan kecelekaan yang kerap terjadi selama ini, dimanfaatkan puluhan sopir yang tergabung dalam PPA (Paguyuban Pekerja Angkutan) Surabaya untuk menyampaikan aspirasi. 

Meski tak diundang, mereka sudah bersiap-siap 'menghadang' dirjen yang rencananya akan melakukan rapat koordinasi dengan sejumlah Organisasi Angkutan Daerah Jawa Timur pada pukul 2 siang ini. 

Rencananya dalam pertemuan kali ini akan dibahas beberapa poin kebijakan perusahaan terhadap para pegawainya termasuk sopir. Selain itu juga akan ditelusuri penyebab utama kecelakaan-kecelakaan yang belakangan banyak menimpa angkutan umum jenis bus ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement