REPUBLIKA.CO.ID,MERAK--Antrean truk ekspedisi di Pelabuhan Merak Banten pada Jumat masih padat, bahkan mengular sepanjang sekira empat kilometer hingga pintu tol.
Dari pantauan ANTARA, ribuan truk ekspedisi yang mengangkut bahan pokok dan barang-barang elektronika terjebak kemacetan di sepanjang Jalan Cikuasa Utara Cilegon.
Para sopir truk mengeluhkan antrean kendaraan tersebut karena biaya menjadi dua kali lipat.
"Kami sudah seharian di Merak hingga kini belum diseberangkan ke Pelabuhan Bakauheni,Lampung," kata Yoyon (45), sopir truk pengangkut bahan pokok yang hendak menuju Jambi.
Ia bersama kendaraannya terjebak kemacetan sejak Kamis (2/2) malam hingga kini antrean masih padat. Kendaraan hanya bisa bergerak maju 150 meter setiap jamnya.
Semestinya, kata dia, dirinya sudah bisa diseberangkan ke Pelabuhan Bakauheni jika petugas bekerja keras untuk mengatur lalu lintas.
"Kami berharap malam ini juga bisa naik ke atas kapal Ro-Ro, karena khawatir barang bawaanya membusuk," katanya.
Pelaksana Harian (Plh) Manager Operasional PT Angkutan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Ferry Merak Didi Juliansyah mengaku bahwa pihaknya sudah mengoptimalkan 25 unit kapal Ro-Ro untuk mengatasi kepadatan kendaraan di Merak.
Namun, kata dia, upaya tersebut tidak bisa mengatasi kemacetan akibat cuaca buruk yang melanda di kawasan Selat Sunda.
Selain itu juga kepadatan angkutan akibat meningkatnya volume kendaraan yang hendak menyeberang ke Pelabuhan Bakauheni.
"Kami tetap bekerja keras untuk mengatasi kepadatan angkutan dengan menambah dua kapal Ro-Ro," katanya.
Sementara itu, Koordinator Unit Analis Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Serang, Abdulmutholib mengatakan, diperkirakan beberapa hari ke depan cuaca buruk akan terjadi di perairan Selat Sunda bagian utara.
Tinggi gelombang berpeluang dua sampai tiga meter dengan kecepatan angin minimal 18 sampai 40 km per jam.
"Kami minta nahkoda kapal Ro-Ro yang melayani Merak-Bakauheni tetap waspada menghadapi cuaca buruk itu," katanya.