Rabu 01 Feb 2012 08:52 WIB

Apindo:Demo Buruh di Bekasi Mirip Kampanye Partai Politik

Rep: dwi murdaningsih/ Red: Taufik Rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Ketua Asosiasi pengusaga Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi kecewa jika masalah kisruh UMK yang sedang terjadi saat ini dipolitisir.

Ia memandang kasus yang terjadi di Bekasi mirip kampanye politik. UMK dijadikan isu untuk memilih calon tertentu untuk menjadi kepala daerah. "Apa yang kami bela itu pengusaha kecil. Mereka tidak bisa bersuara," ujar Sofyan di acara ulang tahun Apindo, Selasa (31/1) malam.

Ia menghimbau agar buruh jangan dijadikan sarana politik. "Tentu pemerintah akan rugi, pajaknya berkurang dan perusahaan tutup sehingga tenaga kerja menganggur," ujar Sofyan.

Bagi pengusaha, Sofyan mengatakan buruh merupakan partner, bukan pekerja. Ia mengatakan sudahn menekankan kepada dewan pengupahan agar itu memperjuangkan upah minimum lima persen untuk kesejahteraan.

Ia heran harena kasus aksi blokir jalan yang terjadi di Bekasi kini ditiru daerah lain. "Kita punya DPN (Dewan Pengupahan Nasional). Masalah utama serikat buruh tidak didengar temen-temen di pabrik," kata dia. Ia menginginkan upah minimum seharusnya naik setiap tiga tahun saja.

Menurut dia, seharusnya Undang-Undang juga mengatur upah minimum yang harus dibayarkan perusahaan besar berbeda dengan perusahaan kecil. "Ini (Undang-undang) harus kita perbaiki, sehingga orang (investor) mau masuk (investasi)," kata dia.

Ia khawatir tahun depan akan muncul kejadian yang lebih besar karena tahun depan mulai menginjak masa pemilu. Sebagai ketua Apindo, ia takut untuk dituntut lebih besar lagi. Dengan begitu, menurutnya barang-barang Indonesia akan sulit bersaing.

Harga barang dalam negeri lebih mahal kerena tingginya ongkos buruh. Akibatnya, pengusaha Indonesia harus bersiap dihajar impor karena barang impor harganya lebih murah.

Ia khawatir banyak perusahaan asing yang hendak hengkang karena membandingkan kondisi Indonesia dengan asing. Ia mengingatkan, SDM dan infrastruktur masih harus dibenahi. "Jadi tolonglah, politik sudah sangat bermain, ini sekarang seolah-olah sudah tidak ada pemerintah," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement