REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Anggota FPDIP DPR RI Ganjar Pranowo mengusulkan pemilihan presiden (pilpres) dan pemilu legislatif digelar secara bersamaan, untuk menekan pragmatisme dalam pemilihan secara langsung serta meminimalkan terjadinya konflik.
"PDIP mengusulkan pilpres dan pemilu legislatif bareng (bersamaan), sehingga nantinya hanya ada pemilu nasional dan pemilu lokal," kata Wakil Ketua Komisi II DPR RI itu di sela-sela Rakor Bidang Kehormatan Partai DPD PDIP Jatim di Surabaya, Sabtu.
Dalam rakor yang dihadiri Sekjen DPP PDIP Tjahyo Kumolo dan sejumlah kepala daerah di Jatim itu, ia menjelaskan bila pilpres dan pemilu legislatif digelar bersamaan maka parpol pengusung capres untuk sementara dapat dilakukan parpol masa lalu.
"Yang jelas, pilpres dan pemilu legislatif bersamaan maka pemilihan langsung hanya akan ada dua kali yakni pemilu nasional dan pemilu lokal (pemilihan gubernur/bupati/wali kota), sehingga pemilihan langsung akan berlangsung 2,5 tahun sekali dan bukan setiap hari," tukasnya.
Menurut dia, hal itu akan memungkinkan persiapan pemilihan langsung cukup lama, termasuk kampanye akan dapat dilaksanakan dalam rentang waktu yang panjang dan bukan hanya 14 hari, sehingga pragmatisme dalam pemilihan langsung juga dapat ditekan.
"Hal itu berbeda dengan pemilihan seperti sekarang yang mungkin saja berlangsung 1-2 kali pemilihan langsung dalam satu hari saja, karena kita memiliki 33 provinsi, 500-an kabupaten/kota dan ribuan desa/kelurahan, sehingga waktu menjadi pendek dan parpol akan ambil jalan pintas," paparnya.
Ditanya tentang respons parpol lain, ia mengaku parpol besar seperti Golkar dan Demokrat setuju dengan usulan pemilu nasional yang menggabungkan antara pilpres dengan pemilu legislatif itu. "Tinggal kita tunggu respons dalam pembahasan kebijakan terkait soal itu," ucapnya.