REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Banyaknya puja dan puji yang didapat pemerintah dari pihak asing mendapat sorotan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Prabowo mengingatkan, pemerintah agar jangan suka dipuji bangsa lain. Meski mendapat apresiasi pertumbuhan ekonomi tinggi dari negara Barat dan Bank Dunia, namun realita di lapangan berbicara lain.
Prabowo menyebut, tidak ada bangsa lain yang dengan ikhlas membantu dan mengulurkan bantuan cuma-cuma kepada Indonesia. Yang diinginkan bangsa lain adalah kemakmuran bangsanya sendiri. Walaupun elite mengelak kekayaan alam Indonesia dikuasai asing, lanjutnya, tapi sejarah membenarkan fakta tersebut.
“Kalau tidak untuk masyarakat sendiri, kekayaan alam kita jadi bancakan bangsa lain,” kata Prabowo di Jakarta, Sabtu (21/1).
Karena itu, pihaknya mengkritik pemerintah agar mengurusi masalah yang dihadapi rakyatnya dengan mengesampingkan klaim pertumbuhan ekonomi. Dicontohkannya, kasus balita kurang gizi menjadi tolok ukurnya. Berdasarkan hasil penelitian yang dibacanya baru-baru ini menyatakan, satu dari tiga balita di Indonesia mengalami gizi buruk.
Bahkan di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebanyak 58 persen balita menderita kurang gizi. Khusus di DKI Jakarta, 26 persen balita menderita kurang gizi. “Percuma pertumbuhan tinggi, tapi nasib anak-anak tidak mendapat perhatian,” kata mantan Danjen Kopassus ini.