REPUBLIKA.CO.ID,BIMA--Anggota Komisi III DPR dari daerah pemilihan Nusa Tenggara Barat H Sunardi Ayub meminta warga di lima desa di Kecamatan Lambu, Kabupaten Dompu segera membuka blokade jalan di perbatasan dengan Kecamatan Sape.
"Bagaimana kita bisa mengetahui fakta sebenarnya kedatangan kami untuk menggali akar persoalan, dihalang-halangi oleh warga untuk masuk ke Kecamatan Lambu," katanya ketika berkunjungan ke Sape Kabupaten Bima, Senin.
Sejak Minggu (25/12) ribuan warga Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima memblokade jalan masuk di perbatasan Kecamatan Lambu dan Kecamatan Sape. Warga menutup jalan dengan kayu, balok dan pepohonan agar warga dari luar termasuk aparat kepolisian masuk ke wilayah Lambu.
Ia mengatakan, akibat pemblokiran jalan itu tidak hanya orang luar termasuk anggota DPR yang kesulitan masuk ke wilayah kecamatan tersebut, tetapi juga merugikan warga sekitarnya yang ingin keluar dari wilayah tersebut.
"Kedatangan kami ke Kabupaten Bima ini selain untuk mengadakan reses, juga untuk melihat secara langsung kondisi korban insiden berdarah yang terjadi di Sape Sabtu (24/12)," ujarnya.
Sunardi yang juga Ketua Fraksi Partai Hanura DPR itu mengatakan, pihaknya hanya bisa melihat korban yang masih dirawat di RSUD Bima, sementara untuk memasuki kecamatan Lambu, kesulitan akibat jalan diblokir warga.
"Minimal ketika saya datang ada bahan untuk rapat dengar pendapat dengan Kapolri, jika seprti ini akses informasinya akan buntu dan kami tidak punya data lengkap terkait tragedi Sape," katanya.
Sementara itu Junaidin, tokoh masyarakat Desa Rato mengakui di Puskesmas Lambu ada sekitar 20 orang yang sedang dirawat.
Korban tersebut, berhasil diamankan warga ketika akan ditangkap aparat kepolisian. Seluruh korban tersebut rata-rata mengalami luka bekas pukulan. "Kami tegaskan bahwa korban yang disampaikan aparat kepolisian itu benar, korban tewas hanya ada dua da sudah dimakamkan tadi malam," katanya.
Saat ditanya terkait adanya larangan Wartawan yang ingin memasuki kecamatan Lambu, ia mengatakan warga takut kedatangan wartawan akan disusupi oleh aparat kepolisian yang ingin melakukan penyisiran.