Jumat 23 Dec 2011 16:42 WIB

Pengamat:Partai Oposisi Kurang Optimal

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pengamat Politik Akbar Tandjung Institute M Alfan Alfian menilai selama 2011 partai-partai oposisi tidak memerankan fungsinya secara optimal.

"Fungsi oposisi dari partai di luar pemerintah masih belum efektif sebagai kekuatan penekan," katanya dalam evaluasi politik ekonomi 2011 di Akbar Tandjung Institute, Jakarta, Jumat.

Menurut dia, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai partai oposisi terbesar, gagal mengefektifkan peran oposisional. "Saya tidak mengerti, padahal mereka punya potensi besar untuk itu," katanya.

Ia mmeperkirakan, kegagalan sebagai partai politik oposisi yang efektif karena adanya konflik internal antara Taufik Kiemas yang lebih moderat dengan pemerintah dan Megawati.

Konflik ini mengakibatkan kecenderungan politik yang terkesan hanya setengah hati saja dalam beroposisi. Sedangkan dua partai politik lainnya, Partai Gerindra dan Hanura, menurut dia, juga belum menunjukan kinerjanya.

"Gerindra kurang greget, bahkan tidak menyebut dirinya sebagai oposisi, sangat moderat, terkadang kritis, tetapi terkesan berhati-hati menjaga hubungan dengan pemerintah," katanya.

Sedangakan Partai Hanura meskipun lebih konsisten dalam beroposisi, namun sayangnya tidak memiliki kursi yang cukup di parlemen.

Ia menambahkan, bila partai-partai oposisi gagal memerankan perannya menyerap ketidakpuasan masyarakat dan menjadi kelompok penekan, maka oposisi jalanan akan semakin marak. "Oposisi jalanan akan menjadi pilihan, setalah di parlemen mereka kehilangan wakil-wakilnya," katanya.

Ia menambahkan bila oposisi politik masih bercorak sama dengan 2011, maka 2012 diperkirakan oposisi jalanan akan semakin marak. "Meski belum speriti di arab, kasus Sondang menjadi bahan bakar baru kelompok-kelompok oposisi ini seperti memperoleh bahan bakar baru," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement