Senin 19 Feb 2024 14:56 WIB

Pengamat: PDIP Partai yang Paling Siap Beroposisi

Nasdem dinilai akan merapat ke Prabowo-Gibran.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, mengatakan pertemuan antara Surya Paloh dan Presiden Joko Widodo mengindikasikan Partai Nasdem akan ikut merapat ke koalisi pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Hal itu, kata Ujang, sudah diakui oleh Jokowi bahwa ia memainkan peranan sebagai jembatan dengan pemerintahan yang akan datang.

"Kalau bicara soal Surya Paloh dengan Jokowi, keliatannya indikasi Nasdem akan merapat ke Prabowo-Gibran dengan jembatan Jokowi. Dan jokowi sendiri sudah mengatakan akan menjembatani Surya Paloh dengan Prabowo," kata Ujang, Senin (19/2/2024). 

Baca Juga

Ujang menganalisa partai-partai yang kalah satu persatu akan merapat ke kubu Prabowo-Gibran karena mendengar pidato capres 02 di Istora, Senayan pada hari-H Pemilu setelah melihat hasil quick count. Prabowo dengan lantang mengatakan akan merangkul semua pihak termasuk kubu yang kalah ke dalam pemerintahannya.

Di situ, Ujang melihat, Prabowo ingin membentuk kabinet pemerintahan yang gemuk dan kuat. Baik di eksekutif maupun legislatif. Sehingga kebijakan yang akan mereka buat tidak mendapatkan pertentangan yang kuat dari parlemen. 

Selain Nasdem, Ujang juga melihat PKB juga ada geliat legawa dengan hasil Pilpres. Begitu juga dengan PKS yang mulai menerima hasil Pemilu 2024.  Dengan begitu, Ujang mengatakan, partai yang benar-benar siap menjadi oposisi hanyalah PDIP. 

"PKB juga akan merapat ke Prabowo-Gibran, PPP bila lolos ke Senayan juga merapat. Yang menyisakan kemungkinan oposisi ya hanya PDIP," ucap Ujang.

 Dalam sistem negara demokrasi, lanjut Ujang, rakyat membutuhkan pemerintahan yang kuat, dan di satu sisi juga memiliki oposisi yang tangguh. Supaya setiap kebijakan yang dibuat pemerintah melalui seleksi yang ketat dari oposisi melalui parlemen. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement