REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Tindakan semena-mena aparat kepolisian tak hanya terjadi di Mesuji, Lampung saja. Juga terjadi di Purwakarta. Kartono (31), warga Kampung Awi Mekar RT 10/05 Desa Cibungur, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, meninggal dunia akibat tertembak oknum polisi.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun //Republika//, aksi penembakan tersebut, terjadi pada 28 Oktober lalu. Saat itu, korban sedang berada di lokasi judi sabung ayam, Desa Cigelam, Kecamatan Babakan Cikao. Akan tetapi, korban bukan salah satu pelaku perjudian tersebut. Melainkan, hanya sekedar menonton pertunjukan sabung ayam itu.
Saat tengah asik menonton, tiba-tiba ada tiga anggota aparat Kepolisian Sektor Kota Purwakarta. Tiga anggota itu, ikut menonton pertunjukan sabung ayam. Akan tetapi, seorang bandar judi itu mengenali salah satu aparat tersebut. Akibatnya, bandar beserta pelaku dan penonton sabung ayam lari tunggang langgang.
Karena situasi tak kondusif, aparat tersebut mengeluarkan tembakan peringatan. Tujuannya, supaya semua pihak tidak meninggalkan lokasi. Bahkan, ada warga yang diamankan oleh polisi berinisial Brigpol Y. Sambil menahan warga, polisi tersebut mengacungkan senjata apinya ke udara.
Kartono yang tadinya akan lari melihat temannya diamankan Brigpol Y, langsung mengurungkan niatnya itu. Dia mendekati polisi tersebut tujuannya untuk menyelamatkan temannya. Kartono menahan tangan Brigpol Y yang masih memegang senjata. Kemudian, korban menyuruh temannya untuk lari. Tak berapa lama, terdengar letusan senjata api yang disertai ambruknya tubuh Kartono ke tanah. Kartono, tertembak senjata api Brigpol Y tepat di bagian leher sebelah kanan.
Istri korban, Mulyati (29), mengatakan, sejak tertembak itu, Kartono langsung dilarikan ke RSHS Bandung. Karena, tim medis di RSUD Bayu Asih tidak sanggup. Hampir 1,5 bulan Kartono, mendapatkan perawatan medis. Namun, nahas sejak tertembak dia tak pernah membuka mata lagi. "Suami saya koma selama 1,5 bulan," kata Mulyati, Kamis (15/12).
Tadinya, dia berharap suaminya itu akan kembali pulih. Namun takdir berkata lain. Kartono menghembuskan nafas terakhirnya Rabu (14/12), sekitar pukul 21.30 WIB. Kamis pagi ini, jasad ayah dua anak itu langsung dimakamkan pihak keluarga.
Disebutkan Mulyati, semasa hidupnya Kartono tidak pernah memiliki ayam. Jadi, dia bukan pelaku judi sabung ayam seperti dugaan aparat tersebut. Bahkan, sebelum tertembak, Kartono pamit kepadanya untuk sekedar menonton pertunjukan sabung ayam tersebut. "Suami saya bekerja sebagai buruh pertanian," ujarnya.
Dalam kesempatan terpisah, Kapolres Purwakarta AKBP Bahtiar Ujang Purnama membenarkan adanya insiden pada 28 Oktober. Kasus tersebut, berawal ketika anggota Polsek Purwakarta mendapat informasi adanya aktivitas judi sabung ayam di Cigelam. Untuk memastikan informasi itu, akhirnya tiga anggota Satuan Reserse Polsek Purwakarta menuju lokasi guna dilakukan pengecekan. "Kasus ini sebenarnya bukan penggerebekan tapi pengecekan," kata Bahtiar.