REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta seluruh jajaran pemerintah tetap bersiap untuk mengantisipasi dinamika perekonomian dunia seiring dengan ketidakpastian di Eropa. "Sebagaimana kita ketahui situasi di Eropa belum mendatangkan sesuatu yang menjanjikan. Ketidakpastian makin tinggi," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelum memulai sidang kabinet bidang ekonomi di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa.
Menurut Presiden, perkembangan situasi perekonomian dunia dalam beberapa waktu terakhir masih diwarnai oleh gejolak pasar modal dan komoditas-komoditas tertentu, misal harga minyak mentah.
Oleh karena itu, kata Presiden, jajaran pemerintah harus siap memastikan langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga perekonomian nasional. Ia menilai jika ingin selamat dari global maka Indonesia harus memastikan bahwa langkah-langkah yang disiapkan saat ini mampu mengamankan perekonomian nasional.
Turut hadir dalam sidang kabinet itu adalah Wakil Presiden Boediono, Dewan Pertimbangan Presiden, dan para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II.
Sementara itu pekan lalu, upaya mencapai persetujuan dari seluruh negara Uni Eropa untuk mengubah traktat blok dalam mengatasi krisis Eropa mengalami kegagalan.
Sebelumnya Prancis dan Jerman mendorong untuk diberlakukan kebijakan anggaran baru agar dimasukkan ke dalam perjanjian.
Tetapi Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan sebuah kesepakatan Uni Eropa yang meluas "bukan bagian dari kepentingan Inggris". Meski tidak ada kesepakatan terkait traktat baru, para pemimpin Uni Eropa menyetujui untuk mematok batasan bantuan dana Eropa pada posisi 500 miliar euro.