Selasa 13 Dec 2011 08:07 WIB

Kepala BNP2TKI: Afsel Butuh TKI Bidang Teknologi

Rep: Antara/ Red: Chairul Akhmad
Kantor BNP2TKI.
Foto: kampungtki.com
Kantor BNP2TKI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Moh Jumhur Hidayat, mengatakan Afrika Selatan membutuhkan TKI bidang teknologi informasi.

Melalui surat elektroniknya dari Pretoria, Afrika Selatan, Jumhur menegaskan bidang pekerjaan teknologi dan informasi merupakan potensi terbesar yang dapat diisi oleh TKI sektor formal semi terampil dan profesional terkait kebutuhan tenaga kerja di Afrika Selatan.

"Pasar tenaga kerja di Afsel membuka seluas-luasnya bagi tenaga ahli sebagai operator atau profesional di bidang pengembangan teknologi informasi," katanya.

Jumhur dan rombongan BNP2TKI melakukan penjajakan perluasan pasar untuk penempatan TKI formal di Afrika Selatan dan Republik Seychelles pada 12-15 Desember 2011.

Turut menyertai Jumhur antara lain Deputi Penempatan Ade Adam Noch, Deputi Kerjasama Luar Negeri dan Promosi Endang Sulistyaningsih, Tenaga Profesional Kepala BNP2TKI Bidang Media dan Komunikasi Publik Mahmud F Rakasima, Kepala Biro Perencanaan Agusdin Subiantoro, Pelaksana Tugas Direktur Promosi Dwi Anto, dan Sunarko dari Direktorat Kawasan Afrika Kementerian Luar Negeri.

Menurut Jumhur, informasi ketersediaan tenaga kerja formal di Afrika Selatan diperoleh melalui koordinasi BNP2TKI dan KBRI di Pretoria sejak 2007 dan 2009.

Oleh karena itu, penjajakan atas peluang dan upaya kerjasama penempatan TKI formal di Afrika Selatan dilakukan melalui kunjungan tersebut.

Kepala BNP2TKI bertemu dengan Menteri Tenaga Kerja Afrika Selatan serta agensi penyalur tenaga kerja asing guna merumuskan kerangka kerjasama maupun skema penempatan TKI formal.

Secara teknis, kata Jumhur, penempatan TKI formal di Afrika Selatan perlu melibatkan peran pelaksana penempatan TKI swasta (PPTKIS), yang selain difasilitasi BNP2TKI juga akan terjalin dengan agensi perekrut tenaga kerja asing di Afrika Selatan.

Menurut Jumhur, dari sekitar 50 juta penduduk Afrika Selatan, jumlah tenaga kerja asingnya mencapai 20-25 persen atau sebanyak 10-12,5 juta, yang umumnya bekerja sebagai tenaga terampil maupun profesional. "Pekerjaan mereka berada di lingkungan perusahaan yang mengembangkan teknologi informasi, perminyakan, pertambangan, dan konstruksi," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement