Senin 12 Dec 2011 10:50 WIB

Kadar HB Rendah, Bisa Donor Darah Serasa Dapat Lotre

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Chairul Akhmad
Sushanty, profil DDS Muda PMI Pusat.
Foto: Dok PMI
Sushanty, profil DDS Muda PMI Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Takut jarum suntik menjadi alasan paling umum yang menjadi sebab seseorang tidak mau mendonor. Itu pula yang dialami oleh Heti Ergiana (20). Ia mengaku tak berani donor darah karena takut jarum.

"Dulu waktu imunisasi pas SD, jarumnya sempat menggores di kulit. Pernah juga lihat teman disuntik terus pingsan," tutur gadis yang akrab disapa Gia ini kepada, Ahad (10/12).

Ketakutan Gia bertolak belakang dengan yang dialami oleh Sushanty. Lajang 25 tahun yang tinggal di Cengkareng, Jakarta Barat ini justru merasa seperti mendapatkan lotre ketika diberi kesempatan untuk mendonorkan darahnya.

Shanty yang bekerja sebagai salah satu staf administrasi di kawasan Jakarta Utara ini memiliki keinginan yang sangat besar untuk bisa donor. Ia pertama kali mendonorkan darahnya saat usia 17 tahun.

Ketika itu, ia duduk di kelas 3 SMA. Sebelum berhasil mendonorkan darah untuk kali pertama, ia harus menerima 11 kali penolakan oleh PMI karena kadar hemoglobinnya (HB) tidak mencukupi standar. “Pertama kali donor, kaya dapat undian hadiah,” ujar dia.

Ternyata, untuk bisa mendonorkan darahnya yang kedua kali, ia juga memerlukan waktu delapan tahun. Donor darah berikutnya, ia lakukan di usianya yang ke-25, sekitar beberapa bulan lalu. Alasannya masih sama. Kadar HBnya rendah. "Pernah kadar HB aku cuma 12, jadi cukup buat aku sendiri aja. Kalau donor dikhawatirkan pingsan," ujar pemilik golongan darah AB ini.

Ia sering menelan kecewa karena setelah jauh-jauh mendatangi PMI di Jakarta Pusat, harus pulang tanpa mendonorkan darahnya karena tidak memenuhi syarat donor.

Baginya, tak ada alasan lain untuk berdonor kecuali ingin memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Ia sadar betul golongan darahnya termasuk langka sehingga mungkin banyak orang yang memerlukannya. "Senang aja bisa bantu orang lain," prinsip gadis yang dinobatkan sebagai Donor Darah Sukarela (DDS) Muda oleh PMI Pusat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement