REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG - Uni Eropa (UE) membantu perumahan untuk 4.663 warga negara Indonesia berasal dari Timor Timur yang berdomisili di 15 desa di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, guna meminimalisasi konflik dengan warga lokal.
"Bantuan ini lebih bersifat untuk menormalisasikan kehidupan warga eks-pengungsi Timtim yang telah memilih menjadi WNI, agar bisa sejajar kehidupannya dengan warga lokal," kata pimpinan proyek UE bagian rekonstruksi pascabencana Muamar Vebri di Kupang, Jumat, setelah berkunjung ke beberapa permukiman warga eks-Timtim di Kabupaten Kupang.
Selama 2011-2013, katanya, UE telah mengalokasikan hibah sebesar lima juta Euro untuk warga baru eks-Timtim di NTT guna mengantisipasi konflik horisontal antara mereka dengan masyarakat asli dan menormalisasi kondisi pengungsi yang terlantar agar memperoleh hidup yang layak. "Dana tersebut ditangani Care Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Alfa Omega untuk membantu sebanyak 4.663 warga baru eks-Timtim yang menyebar di 15 desa di wilayah Kabupaten Kupang," katanya.
Selain dengan Care Indonesia dan Yayasan Alfa Omega, kata dia, UE juga bermitra dengan United Nations Habitat yang beraktivitas di NTT, khusus untuk membantu menormalisasi kondisi pengungsi yang masih terlantar agar bisa memperoleh kehidupan yang lebih layak dan memberikan pelatihan penguatan kapasitas bagi parlemen serta pemerintah setempat.
Ia menjelaskan, kunjungan anggota Uni Eropa ke NTT untuk melihat secara langsung kondisi eks-pengungsi Timtim yang memilih menjadi WNI dan menyaksikan proyek perumahan yang sudah dikerjakan di Desa Oebelo, Kabupaten Kupang.
"Kami datang ke Kupang untuk melihat proyek perumahan bagi pengungsi yang didanai oleh UE dan juga untuk menyaksikan secara langsung kehidupan pengungsi serta warga baru di NTT," ujarnya.
Selain proyek perumahan, katanya, warga baru di NTT juga mendapat dua jatah proyek yakni proyek SESAMA (Sustainable Settlement With Ekonomic Security of Uprooted People and Ther Host Communities through Strengthened and Adequate Mediation Approach) sebesar 1,080 juta Euro untuk mendapatkan akses lahan, tempat tinggal, fasilitas umum, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan mata pencaharian baru.
Selain itu, katanya, proyek peningkatan kapasitas untuk mempertahankan perdamaian dan memperkuat pemerintah setempat. "Proyek tersebut dilaksanakan oleh UN Habitat untuk peningkatan kapasitas parlemen dan pemerintah mengatasi kebutuhan orang-orang tertinggal atau terlantar," katanya.