Selasa 29 Nov 2011 16:21 WIB

PT Djarum Ubah Limbah Jadi Pupuk Kompos

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Johar Arif
Pupuk kompos
Pupuk kompos

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setiap harinya, para petani tembakau di Temanggung menantikan limbah yang dihasilkan oleh PT Djarum Kudus. Jangan heran, karena limbah yang dinanti bukannya limbah mentah, namun limbah yang telah diubah menjadi kompos.

Jangan pernah membayangkan seberapa banyak limbah yang dihasilkan oleh perusahaan yang berdiri sejak tahun 1950 itu. Ini karena setiap hari PT Djarum memproduksi hampir 200.000 batang rokok. Limbah tersebut berasal dari proses pelunakan cengkeh.

Limbah inilah yang diolah menjadi pupuk kompos dan air untuk irigasi. “Setiap hari kami menghasilkan 3 ton pupuk kompos dan 100 meter kubik air,” ujar Teguh Waspada, Public Affair PT Djarum, kepada Republika, Selasa (29/11). Masyarakat, lanjut Teguh, justru menantikan produk olahan limbah dari pabriknya.

Pupuk kompos yang dihasilkan ini diberikan kepada petani tembakau yang tinggal di Temanggung. PT Djarum memang mengambil bahan baku tembakau dari sana. Kompos dibagikan secara gratis. Petani hanya menanggung biaya pengiriman Kudus-Temanggung. Sementara itu, air limbah yang telah diolah digunakan untuk membantu irigasi sawah di sekitar perusahaan.

Untuk mengolah limbah menjadi kompos, PT Djarum memanfaatkan lumpur yang telah diaktivasi dengan mikroba, kapur, urea, dan asam fosfat encer. Awalnya, limbah hasil proses pelunakan cengkeh memiliki kadar pH 4, Biological Oxygen Demand (BOD) 6000 ppm dan Chemical Oxygen Demand (COD) 12.000 ppm. Limbah ini kemudian dicampur dengan lumpur yang sudah diaktivasi. Sekitar dua bulan kemudian, campuran itu pun berubah menjadi pupuk kompos.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement