REPUBLIKA.CO.ID, CILEGON - Tak seberapa jauh dari ibu kota Jakarta, sebanyak 130 balita di Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon, Provinsi Banten, mengalami kekurangan gizi.
"Berdasarkan data yang ada di Puskesmas Purwakarta, dari 3.829 balita, sebanyak 130 balita mengalami kekurangan gizi," kata Kepala Puskesmas Purwakarta, dr Faisal, Jumat.
Dia menjelaskan, 130 balita kekurangan gizi yang ada di Kecamatan Purwakarta menyebar di seluruh kelurahan, namun demikian jumlah balita yang kekurangan gizi buruk terpantau fluktuatif.
"Paling banyak di Kelurahan Tegal Bunder. Jumlahnya selalu fluktuatif, kadang naik terkadang turun. Namun pada bulan ini di Posyandu Raflesia I Kelurahan Tegal Bunder, sekitar 50 persen balitanya tidak naik berat badannya," katanya menambahkan.
Dinas Kesehatan Cilegon, kata Faisal, melalui Puskesmas Purwakarta sedang gencar memberikan makanan tambahan agar berat badan balita yanga kurus menjadi normal.
Sementara itu, banyaknya gizi buruk yang ada di Kecamatan Purwakarta disebabkan beberapa faktor diantaranya, pola pemberian makan oleh orangtua yang keliru. "Sebagian orangtua masih menerapkan sistem lama, seperti anak tidak boleh makan ini dan itu karena dianggap alergi dan tidak baik. Padahal seharusnya bagi anak tidak usah banyak pantangan," katanya menjelaskan.
Selain itu banyaknya balita yang mengalami kurang gizi di Purwakarta juga dikarenakan mengidap penyakit seperti diare, hydrosefalus, dan penyakit genetik. "Hasil monitoring yang kami lakukan, jika ada balita yang teridentifikasi mengalami kurang gizi, kami langsung melakukan intervensi dengan memberikan makanan tambahan," ujarnya.
Pihaknya juga selalu memberikan penyuluhan akan pentingnya air susu ibu (ASI) kepada warga yang memiliki bayi.
"Kami selalu memberikan pemahaman atas ASI ekslusif enam bulan yang harus diberikan kepada bayi oleh orangtuanya, setelah melahirkan," ujarnya.