REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, untuk mengantisipasi banjir yang mungkin melanda ibukota, akibat cuaca ekstrim akhir-akhir ini.
"Atensi khusus saya berikan kepada DKI Jakarta, meski empat tahun terakhir relatif selamat dari banjir. Tapi ingat, tahun depan bisa saja berbeda," kata Yudhoyono dalam rapat terbatas di kantor presiden, Jakarta, Jumat.
Presiden menyatakan hal itu saat memimpin rapat terbatas untuk membahas perubahan cuaca dan dampak krisis perekonomian Eropa. Presiden memberikan perhatian khusus kepada banjir yang kerap melanda Jakarta. Pada rapat terbatas tersebut, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo juga hadir.
Yudhoyono mengatakan, Jakarta sering dilanda banjir setiap tahun. Dia meminta pemerintah provinsi DKI Jakarta menyiapkan berbagai langkah untuk mengantisipasi hal tersebut.
"Saya yakin Gubernur DKI Jakarta sudah melakukan langkah-langkah untuk itu," katanya.
Secara umum, Yudhoyono meminta semua rakyat Indonesia bekerja sama untuk mengantisipasi berbagai bencana akibat cuaca ekstrim. Hal yang paling penting, katanya, adalah pengurangan risiko yang mungkin timbul akibat bencana tersebut.
Presiden meminta masyarakat bisa belajar dari pengalaman beberapa negara di Asia Tenggara yang dilanda banjir akhir-akhir ini. Menurut dia, banjir tidak hanya menimbulkan korban, tetapi juga bisa menghancurkan perekonomian dan produksi pangan. "Ekonomi sangat terganggu, bahkan bisa dikatakan lumpuh," katanya.
Kepala Negara menyatakan, pemerintah akan mengalokasikan dana darurat untuk berbagai keperluan penanggulangan bencana dan cuaca ekstrim. Selain itu, Yudhoyono meminta para menteri terkait untuk segera menyusun konsep instruksi presiden terkait cuaca ekstrim dan bencana alam tersebut.
BMKG memperkirakan cuaca ekstrim akan terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Akhir-akhir ini, cuaca di DKI Jakarta sering berubah secara ekstrim. Pada saat tertentu Jakarta diguyur hujan deras, namun di lain waktu cukup berawan.
Cuaca eksrim juga diperkirakan terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta hingga puncak musim hujan pada Januari 2012.
Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika Daerah Istimewa Yogyakarta Toni Agus Wijaya mengatakan, cuaca ekstrem pada awal musim hujan diperkirakan terus meningkat dengan waktu berlangsungnya cenderung singkat di tempat tertentu.
Dia mengatakan, cuaca ekstrem akan terjadi jika intensitas curah hujan dalam sehari mencapai 50 milimeter per hari, kecepatan angin 40 kilometer per jam dan suhu udara minimum lima derajat celcius lebih rendah dari kondisi normal.
Sementara itu, BMKG Stasiun Pekanbaru berupaya meningkatkan kinerja untuk memantau kondisi cuaca ekstrem yang saat ini masih melanda sebagian besar wilayah Riau.
Staf analisa BMKG Stasiun Pekanbaru, Sanya Gautami di Pekanbaru, mengatakan, intensitas kinerja untuk memantau kondisi cuaca rencananya akan dilakukan 24 jam tiap hari tanpa henti.