Rabu 23 Nov 2011 19:29 WIB

Perlindungan Anak di Stadion Sangat Minim

Rep: Satya Festiani/ Red: Chairul Akhmad
Suporter Timnas sepakbola Indonesia saat pertandingan Indonesia melawan Malaysia saat pertandingan kualifikasi sepakbola SEA Games di Stadion Utama Gelora Bung karno, Jakarta, Kamis (17/11). (Republika/Wihdan Hidayat)
Suporter Timnas sepakbola Indonesia saat pertandingan Indonesia melawan Malaysia saat pertandingan kualifikasi sepakbola SEA Games di Stadion Utama Gelora Bung karno, Jakarta, Kamis (17/11). (Republika/Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menilai perlindungan anak di stadion sangat minim. "Panitia tidak bisa mengantisipasi membludaknya penonton anak-anak," ujar Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait, Rabu (23/11).

Arist prihatin dengan adanya korban jiwa suporter di bawah umur saat final sepakbola Sea Games XXVI antara Indonesia melawan Malaysia, di Stadiun Utama Gelora Bung Karno. Dua korban tewas terinjak-injak ketika akan memasuki GBK. Satu di antaranya bocah Tangerang bernama Aprilianto Eko Wicaksono yang masih berumur 14 tahun.

Menurut Arist, panitia harus mengambil kebijakan untuk mengontrol keberadaan anak di stadion. "Jika perlu, panitia menyediakan tribun khusus untuk anak sehingga hak anak dapat terpenuhi," ujar dia.

Konsep ini, menurut dia, memang terlalu idealis. Namun, bisa menjadi pilihan dengan catatan panitia jangan meraup untung saja. "Kejadian ini harus menjadi pelajaran bagi panitia, khususnya PSSI," tegas Arist.

Jika ada suporter anak yang melanggar, tambah dia, ditindak saja. Pendekatan hukum yang dilakukan berbeda dengan orang dewasa. "Jangan dibiarkan saja. Itu tidak benar."

Menurut Arist, orang tua juga patut dipersalahkan dengan membiarkan anak ke stadion. Orang tua harus memberi kesadaran pada anak untuk menonton di layar kaca. Bukan melarang anak datang ke stadion, tetapi harus lihat situasi. Terlebih lagi dengan situasi stadion ricuh dan adanya pembakaran loket tiket.

Menurut Sekretaris Umum Indonesia Sea Games Organizing Committee (Inasoc) DKI Jakarta, Ratiyono, pendapat Arist mengenai tribun khusus anak adalah pendapat bijak. "Tinggal pengaturannya saja," ujar Ratiyono.

Ia juga sependapat dengan Arist. Yang paling bagus adalah anak-anak menonton di rumah saja dengan orang tuanya.

Kejadian naas yang menewaskan korban, tambah dia, juga disebabkan kurangnya disiplin masyarakat. Ia menilai aparat keamanan sudah bekerja dengan maksimal. Disiplin harus dibangun dari semua pihak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement