REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN - Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq menyatakan, pernyataan sejumlah kader PKS, baik yang menginginkan keluar dari koalisi maupun yang menginginkan bertahan, paska reshuffle kabinet merupakan aspirasi yang wajar saja. Hal itu akan dijadikan bahan masukan untuk dibahas dalam forum tertinggi partai, Majelis Syuro.
"Aspirasi itu, baik yg ingin keluar atau bertahan di koalisi merupakan dinamika yang berkembang di lapangan. Itu akan diolah dalam sidang Majelis Syuro mendatang," terang Luthfi, Ahad (30/10) di Medan, Sumatera Utara.
Lebih lanjut Luthfi menyampaikan, yang akan dijadikan pertimbangan keluar tidaknya PKS dari koalisi adalah kepentingan nasional. Di Majelis Syuro akan dibahas mana yang lebih baik bagi kepentingan nasional, apakah di luar atau di dalam koalisi.
Bagi PKS, imbuh Luthfi, selama baik bagi kepentingan nasional tidak masalah bagi PKS berada di dalam atau di luar pemerintahan. PKS memiliki pengalaman menjadi oposisi, juga punya pengalaman di dalam pemerintahan.
"Jadi tidak ada masalah bagi PKS berada di dalam atau di luar pemerintahan. Kita punya pengalaman di dua area tersebut," tandas Luthfi.
Luthfi mengemukakan, dinamika lapangan soal koalisi merupakan reaksi yang wajar. Dinamika seperti itu sudah terjadi sejak awal PKS bergabung dalam koalisi. Bukan hanya saat ini saja .
"Dan Alhamdulillah sampai saat ini kita tetap solid," imbuh Luthfi.