REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera), Djan Faridz, menegaskan akan memrioritaskan pembangunan rumah bagi masyarakat di perbatasan dengan negara lain. Hal ini sebagai bentuk perhatian terhadap masyarakat di sana.
”Masyarakat di perbatasan juga perlu dipenuhi kebutuhannya terhadap rumah. Karena itu saya akan memrioritaskan pembangunan rumah di daerah perbatasan, seperti Kalimantan Timur. Ini penting agar mereka merasa diperhatikan,” ujarnya usai serah terima jabatan dari Menpera sebelumnya yang mengundurkan diri, Suharso Monoarfa, kemarin.
Menurut Djan, daerah perbatasan sebagai kawasan terluar Indonesia merupakan etalase. Karena itu daerah ini juga harus mendapat perhatian dalam pembangunan. Selain masalah tersebut, pihaknya juga akan fokus pada penanganan kawasan kumuh di bantaran sungai, khususnya Ciliwung.
Masalah tersebut sudah terjadi sejak lama namun belum ada penyelesaiannya hingga saat ini. Untuk mengatasi masalah itu, pihaknya akan menggandeng kementerian terkait, seperti Kementerian Pekerjaan Umum. “Saya akan bangun rumah susun sewa di kawasan Ciliwung. Ini tentu harus bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum. Namun saya belum bisa menjelaskan berapa unit yang akan dibangun di sana. Ini perlu kajian lebih lanjut,” tutur Djan.
Djan juga berjanji akan segera mengatasi berbagai persoalan dalam pembangunan perumahan. Misalnya soal perizinan yang sering dikeluhkan karena berbelit-belit dan biaya tinggi. Untuk itu pihaknya akan mendatangi pihak-pihak terkait untuk menyelesaikannya, misalnya Pemda. “Saya akan datangi Pemda-Pemda untuk menyelesaikan berbagai persoalan tersebut. Juga dengan kementerian lain. Kita pakai gaya pengusaha sajalah,” imbuh Djan